Nakita.id – Kita sepertinya tidak pernah bisa lepas dari gula dalam setiap yang kita makan.
Sebut saja roti, kue, es krim, hingga teh yang setiap hari jadi teman di pagi hari tidak bisa kalau tidak ditambahkan gula.
Meskipun Moms tahu gula bukanlah kunci kesehatan yang baik, tetapi mungkin sulit untuk menghindari makanan manis sama sekali.
Yang bisa dilakukan hanya bisa menjaga agar tidak berlebihan.
Masalahnya kita tidak bisa melacak setiap gram berapa gula yang ada dalam tubuh kita, bagaimana kita bisa tahu?
Nah, berikut ini kita akan mengetahui tanda-tanda kalau kita sudah terlalu banyak gula tambahan.
Moms bisa memastikan sendiri apakah Moms termasuk tanda-tanda dibawah ini.
Penasaran apa saja tanda-tandanya?
Yuk, cari tahu.
Baca Juga: Bukan Berbahaya, Gula Ternyata Bagus untuk Meningkatkan Berat Badan pada Ibu Hamil dan Janin
Berat Badan Bertambah
Terlalu banyak kalori dari makanan apa pun dapat menyebabkan penambahkan berat badan.
Tetapi, makanan yang banyak mengandung gula tambahan sangat mudah berpengaruh terhadap kenaikan tersebut.
Terlebih lagi, makan banyak gula tambahan dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat mengacaukan regulasi nafsu makan, menurut tinjauan Januari 2020 di Polish Journal of Food and Nutrition Sciences.
Secara khusus, mengonsumsi banyak fruktosa yaitu jenis gula yang ditemukan di banyak makanan dan minuman olahan, dikaitkan dengan penurunan leptin, yang membantu menekan nafsu makan.
Perubahan Energi yang Drastis
“Ketika kita mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan, terutama tanpa memiliki cukup serat, lemak dan protein, insulin disekresikan dengan cepat untuk membantu menstabilkan kadar gula darah,” Laura Burak, RD, ahli diet terdaftar yang berbasis di New York dan pendiri Laura Burak Nutrition.
Pelepasan insulin yang cepat ini menyebabkan penurunan kadar gula darah yang sama cepatnya karena hormon tersebut bekerja untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari status darah.
Hasilnya adalah lonjakan energi yang dengan cepat diikuti oleh ledakan energi, menurut Harvard Health Publishing.
Untuk menghindari puncak energi dan lembah yang mengikuti makanan manis, pilihlah karbohidrat yang menghasilkan kenaikan gula darah yang lambat dan stabil, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Muncul Jerawat
Penelitian telah menunjukkan bahwa diet rendah glikemik yang kaya akan makanan seperti sayuran segar, kacang-kacangan, dan oat berserat dapat membantu mengurangi jerawat, menurut American Academy of Dermatology.
Makanan yang rendah glikemik membantu menurunkan produksi sebum, alias minyak, di kulit.
"Produksi sebum yang berlebihan merupakan faktor risiko yang diketahui untuk perkembangan jerawat," Tamar Samuels, RD, ahli diet yang berbasis di New Jersey dan salah satu pendiri Culina Health.
Selalu Mendambakan Permen
Konsumsi gula yang tinggi telah dikaitkan dengan aktivasi berlebihan jalur penghargaan saraf, menurut sebuah studi Agustus 2019 di Neuroscience & Biobehavioral Review.
Hasilnya, hormon perasaan baik seperti serotonin dan dopamin disekresikan dari otak. Maka, kita ketika makan permen dan sebagainya akan membuat kita mengalami rasa bahagia dan ketenangan sementara.
Tidak jarang kita akan mengalami ketergantungan terutama saat sres, lelah, atau kewalahan, kita cenderung ingin makanan manis yang cepat akan membuat kita merasa baik.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR