dr. Ameetha menyarankan ada baiknya orang di sekitar memberikan dukungan, kasih sayang dari hal-hal kecil yang memang bisa dilakukan, sehingga rasa percaya diri meningkat dan terhindar dari depresi yang kerap mengakibatkan seseorang melakukan tindakan bahaya pada dirinya dan orang lain.
"Orang sekitar memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan mental ibu, jika sudah kejadian seperti yang baru terjadi ini kita berhak mendampingi, mendukung ibu yang tidak bisa memberikan ASI dengan cara apa masalah dan kendala yang dihadapi, bisa saja ia merasa capek atau tidak tidur, karena ingin menyusui bayinya namun tidak berhasil. Biasanya ibu yang mengalami kurang tidur atau kurang istirahat cenderung terjadi halusinasi. Kita bisa memberi bantuan seperti menyapa ibu, mengirimkan makanan, kita bisa bantu satu dua jam untuk menggendong anaknya, sehingga ibu bisa istirahat," ungkap dr. Ameetha.
dr. Ameetha menyarankan agar orang terdekat tidak lagi membiasakan untuk memberikan komentar yang kurang baik jika ditemukan seorang ibu yang memilih memberikan susu formula, karena kita tentu tak tahu hal apa yang melatarbelakanginya.
Pasalnya, setiap ibu yang memberikan baik itu ASI ekslusif ataupun susu formula memiliki harapan yang sama agar tumbuh kembang anaknya berjalan optimal.
"Jika ibu tidak bisa menyusui bayinya dan ibu memberikan susu formula, kita jangan pernah memberikan ucapan atau omongan yang sekiranya menyakiti ibu. Jadi, sebaiknya tetangga bisa bersama-sama mengajak ibu datang ke klinik laktasi agar dianjarkan manajemen laktasi yang benar," pungkas dr. Ameetha.
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR