Nakita.id - Pemecatan Terawan Agus Putranto atau yang dikenal sebagai Dokter Terawan sedang ramai menjadi bahasan masyarakat Indonesia.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) telah memecat dan menarik izin praktik Dokter Terawan.
Alasan Dokter Terawan dipecat tidak lain karena dirinya disebut melakukan tindak pelanggaran kode etik kedokteran.
Dokter Terawan disebut aktif mempromosikan vaksin Nusantara dan terapi cuci otak untuk penderita stroke.
Terawan mengklaim bahwa terapi tersebut dapat memberikan hasil yang positif dan bisa melancarkan peredarah darah di kepala pasien stroke.
Padahal faktanya, terapi cuci otak tersebut belum teruji secara ilmiah dan tidak disertai bukti-bukti yang sesuai kaidah publikasi ilmiah.
Akibat pemecatan tersebut, Dokter Terawan pun dikabarkan tidak dapat lagi membuka praktik.
Namun usut punya usut, kasus Dokter Terawan ini kabarnya sudah berlangsung lama.
Yakni sejak tahun 2013 silam.
"Ini kan prosesnya sudah lama, sejak 2013 dr Terawan Agus Putranto itu sudah diperiksa oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI)."
"Terutama untuk pelanggaran etika, yang waktu itu adalah mempromosikan, menjanjikan, dan tentang terapi yang kita sebut dengan brain wash (cuci otak)," kata Pandu dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (28/3/2022).
Meski demikian, pemberhentian Dokter Terawan yang terkesan sangat tiba-tiba membuat publik geger.
Mengenai pemecatan Doker Terawan oleh MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran), pihak mantan menteri kesehatan ini memberikan tanggapan.
Melansir dari Kompas, Dokter Terawan meminta agar rekan sejawat dan publik untuk tidak memicu kegaduhan.
Hal ini disampaikan oleh Tim Komunikasi Terawan, Andi, dalam keterangan berjudul "Terawan Anggap IDI Sebagai Rumah Kedua dan Para Dokter Saudara Kandung".
Dokter Terawan menyampaikan kalau dirinya masih bangga dan merasa terhormat berada dalam naungan IDI.
"Sampai hari ini saya masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di sana (IDI)," kata Terawan ditirukan Andi.
Andi berujar kalau IDI sudah menjadi rumah kedua bagi Dokter Terawan.
Termasuk kebersamaan bersama rekan-rekan sejawat yang lain.
Ia kemudian mengimbau agar publik bisa menahan diri agar tidak memicu kekisruhan.
"Pak Terawan mengimbau, teman-teman sejawat dan yang lain agar bisa menahan diri untuk tidak menimbulkan kekisruhan publik, karena kita masih menghadapi pandemi Covid-19."
"Kasihan masyarakat dan saudara-saudara sejawat yang di daerah, Puskesmas, rumah sakit, dll, ikut terganggu," ujarnya menirukan Terawan.
Andi kembali menerangkan bahwa Dokter Terawan sangat menyayangi saudara sejawat dan para gurunya.
"Semua dokter itu sesuai sumpah kita, teman sejawat itu seperti saudara kandung, jadi saya menyayangi semua saudara saya di sana (IDI)," kata Dokter Terawan.
Terkait putusan MKEK, Andi menyebut Dokter Terawan menyerahkan semua kembali para rekan sejawatnya.
Apakah dia boleh tetap tinggal atau benar dikeluarkan.
"Biarkanlah saudara-saudara saya yang memutuskan. Apakah saya masih boleh nginep di rumah atau diusir ke jalan" tukasnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR