Nakita.id - Moms yang sedang mengandung perlu lebih cermat mengatahui mitos vs fakta kehamilan.
Sering kali masyarakat mempercayai suatu mitos secara turun temurun.
Moms sebaiknya melakukan pengecekan dulu apakah informasi yang selama ini diyakini benar atau tidak.
Bila memang informasi itu merupakan fakta maka ada baiknya Moms mengikutinya.
Namun, bila ternyata informasi itu hanya mitos, sebaiknya tidak menurutinya.
Salah satu mitos vs fakta seputar kehamilan yang banyak diyakini orang adalah bahwa apa yang dihindari ibu saat hamil bisa mencegah anak alergi terhadap bahan makanan itu.
Misalnya, ketika Moms menghindari makan kacang maka mencegah anak alergi kacang.
Sedangkan, mitos lainnya mengungkapkan bahwa ibu hamil yang ngidam makanan tertentu, maka sang bayi kelak akan menyukai makanan tersebut.
Benarkah demikian?
Ternyata, mitos vs fakta kehamilan bahwa ibu hamil yang menghindari makanan tersebut bisa mencegah anaknya alergi merupakan mitos belaka.
Melansir Right Strain, anggapan tersebut tidak memiliki cukup bukti.
"Saat ini tiak ada bukti konklusif untuk memvalidasi pengurangan alergi atau keengganan makanan dengan mengurangi atau menghilangkan makanan tersebut dalam daftar asupan ibu hamil," ujar Bolles Holder.
Banyak yang berpendapat bahwa kandungan nutrisi tertentu pada makanan tersebut bisa mempengaruhi reaksi alergi pada bayi kelak.
Menurut Shope selaku ahli gizi, makanan apapun yang Moms makan telah dipecah menjadi asam amino, glukosa, dan lemak saat melewati plasenta hingga sampai ke bayi.
Pemecahan nutrisi itu hampir tidak cukup untuk mempengaruhi selera janin dalam kandungan.
Ketika anak mengalami alergi makanan, tentu Moms perlu mencari tahu cara mengatasinya.
Melansir webmd, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi alergi makanan pada Si Kecil.
Memperkenalkan beberapa makanan secara aman dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap risiko alergi makanan.
Mitos vs fakta kehamilan seputar apa yang dimakan ibu hamil bisa berpengaruh ke alergi anak merupakan hal yang tidak bisa dibuktikan.
Anak yang mengalami alergi makanan biasanya akan muncul gejala dalam waktu beberapa menit hingga jam saja setelah makan.
Berbagai macam jenis makanan perlu Moms waspadai sebelum memberikannya pada Si Kecil.
Susu sapi, telur, ikan, dan kacang-kacangan merupakan jenis makanan yang bisa menimbulkan reaksi alergi.
Moms bisa melihat gejala-gejala yang dialami oleh bayi jika mengalami alergi seperti timbulnya ruam yang memerah pada kulit bayi.
Sebagian alergi bergejala ringan dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Bila bayi mengalami alergi susu sapi, cara terbaik adalah dengan memberinya ASI secara eksklusif.
Pastikan Moms memperhatikan komposisi ketika menyiapkan makanan atau membeli makanan kemasan. Pastikan juga dalam bahan-bahan tersebut tidak ada penyebab alergi anak.
Untuk mengetahui cara mengatasi alergi makanan pada anak, cek halaman 2. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR