Nakita.id - Dalam mengasuh dan mendidik anak penyandang autisme banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Termasuk ke dalam pemilihan sekolah untuknya.
Sama seperti anak normal lainnya, anak penyandang autisme juga perlu mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Namun, anak autisme memang memiliki masalah untuk bisa berkomunikasi dan berinteraksi.
Anak penyandang autisme merasa kesulitan jika melakukan sosialisasi dengan orang lain di sekitarnya.
Maka tak heran banyak para orangtua dengan anak autisme merasa ragu untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah umum.
Moms mungkin bertanya-tanya apakah Si Kecil mampu menempuh pendidikan di sekolah formal pada umumnya?
Keraguan untuk menyekolahkan anak di sekolah formal bukan hanya sekadar apakah anak mampu atau tidak.
Tetapi, Moms juga tentu memikirkan apakah sekolah tersebut bisa membuat anak autisme merasa aman dan nyaman.
Dalam pemilihan sekolah untuk anak autisme, orangtua diharapkan untuk lebih selektif.
Yusrinda Silvianis Diwanti, M.Psi., Psikolog, Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Dosen Prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Bandung, mengatakan kepada tim Nakita, Sabtu (2/4/2022) jika pemilihan sekolah anak autisme harus disesuaikan berdasarkan karakter dan kebutuhannya.
Anak autisme memiliki tingkataan dan kemampuan yang berbeda-beda.
Jika anak autisme termasuk ke dalam tingkatan yang ringan serta memiliki kemampuan yang cukup baik, para orangtua bisa menyekolahkannya di sekolah inklusi.
Tetapi, jika kondisi anak penyandang autisme terlalu berat dan kemampuan kognitifnya kurang disarankan untuk memilih sekolah luar biasa (SLB).
Jika memungkinkan, tak ada salahnya anak autisme untuk menjalani home schooling.
Jadi, sebaiknya lihat dan nilai kondisi anak penyandang autisme terlebih dahulu sebelum memilih sekolah.
"Bisa jadi anak cocok di sekolah umum, atau di sekolah inklusi, sekolah luar biasa, atau home schooling. Ini disesuaikan dengan kondisi anak dan juga orangtua yang mana yang memungkinkan untuk dilakukan," ucap Yusrinda.
Tetapi, Yusrinda mengedepankan agar orangtua mengajak anak untuk terapi terlebih dahulu.
Terapi dilakukan agar anak merasa lebih siap untuk bersekolah.
Dengan terapi, anak autisme bisa menjadi lebih fokus akan pembelajaran yang nantinya akan mereka dapat.
Apalagi di dalam sekolah bukan hanya mereka saja, tetapi juga ada anak-anak lainnya.
Terapi sebelum sekolah membuat mereka lebih bisa bersosialisasi lebih baik lagi dengan lingkungan sekitar.
Apabila terapi menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang baik, maka Moms bisa memasukkan anak autisme ke sekolah seperti inklusi.
Serta jika masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan sekolah SLB atau home schooling bisa menjadi pilihan.
Jadinya, anak autisme tidak salah memilih sekolah sehingga tumbuh kembangnya ikut terbantu.
"Pada umumnya anak autisme ini perlu terapi terlebih dulu, untuk meningkatkan kemampuan sosial dan juga komunikasinya. Dari situ kita bisa evaluasi kira-kira anak kita lebih nyaman sekolah dimana," ungkap Yusrinda.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR