Nakita.id - Moms, penting sekali untuk mendapatkan imunisasi lengkap untuk anak, terutama di masa pandemi Covid-19.
Namun, sayangnya banyak orangtua yang terlambat mengikuti jadwal imunisasi anak di posyandu karena lupa.
Padahal imunisasi dapat memberikan sejumlah manfaat untuk anak di masa depannya.
Dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia 2022, Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) bersama Business Unit Vaccines di Sanofi Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Indonesia Influenza Foundation (IIF) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi lengkap, terutama di masa pandemi COVID-19.
Saat ini, tersedia berbagai imunisasi yang bisa mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam jiwa.
Imunisasi dapat mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak.
Pada 2020–2030 nanti, diperkirakan imunisasi akan menyelamatkan lebih dari 32 juta nyawa, yang 28 juta di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) mengatakan bahwa, imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak sampai umur 18 bulan untuk melindungi dari berbagai penyakit berbahaya.
"Apabila banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, maka kelak dapat terjadi wabah berbagai penyakit yang mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal," katanya dalam konferensi pers virtual World Immunization Week 2022, Kamis (14/4/2022).
Oleh karena itu, Prof Sri menekankan supaya para orangtua memahami bahwa hanya dengan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL), anak-anak akan terlindungi secara optimal dari penyakit.
Namun, tak bisa dipungkiri masih banyak para orangtua yang lupa dan bahkan tidak tahu sama sekali dengan jadwal imunisasi anak.
"Ini memang sering terjadi, para ibu harus diingatkan kapan anaknya harus disuntik (diimunisasi) dan kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan," kata Prof Sri.
Prof Sri menjelaskan, kalau seorang ibu terlambat atau tidak diberikan informasi, nantinya anak tidak akan mendapatkan perlindungan terhadap penyakit.
"Katakanlah dia tidak diberi suntikan terhadap campak, artinya anak tidak punya perlindungan terhadap penyakit campak, maka mudah sekali tertular," katanya.
Dijelaskan olehnya, penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I) itu penyakit yang punya dampak berat.
"Penyakit campak tidak sederhana dia bisa komplikasi ke paru-paru, otak, dan diare yang hebat," kata Prof Sri.
"Anak bisa di rawat berhari-hari karena PD3I tersebut, karena ada komplikasinya atau ditemukan kecacatan bahkan kematian," sambungnya.
Baca Juga: Penasaran Bagaimana Cara Mengisi KMS Posyandu? Begini Penjelasannya
Lebih lanjut, Prof Sri memberi tips supaya para Moms tidak terlambat lagi untuk imunisasi anak.
"Saya lihat di Jepang, para ibu itu selalu bawa catatan atau buku kecil,"kata Prof Sri.
"Waktu itu mungkin belum ada handphone, sekarang kita sudah punya jadi cobalah dicatat kapan anak harus kembali diimunisasi," sambungnya.
Ia pun mengingatkan supaya orangtua tidak boleh cuek dengan jadwal imunisasi anaknya.
"Seringkali orangtua datang ke dokter minta diimunisasi anaknya, tapi saat ditanya imunisasi apa, si ibu jawabnya malah 'enggak tahulah terserah dokter'," kata Prof Sri.
"Jadi ibunya enggak tahu anaknya harus imunisasi apa hari ini. Nah, itukan sangat menyedihkan, harusnya dia cari tahu dulu di rumah," lanjutnya.
Terakhir Prof Sri menjelaskan, penting sekali bagi orangtua untuk memahami bahwa putra-putrinya harus mengejar imunisasi yang tertinggal.
"Untuk meningkatkan cakupan imunisasi yang tertinggal disarankan melakukan kejar imunisasi (catch-up immunization)," kata Prof Sri.
"Pemberian vaksin kombinasi dan suntikan ganda merupakan pilihan untuk mengejar imunisasi," pungkasnya.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR