"Ini adalah penyakit langka yang paling umum, tetapi yang dapat menyebabkan kerusakan paling serius," imbuhnya.
Banyak yang meyakini bahwa keju yang sudah dipasteurisasi pasti aman.
Nyatanya, hal itu tidak selalu benar, Moms. Sebab, selain proses pasteurisasi, produsen juga harus memperhatikan kebersihan pasca pateurisasi.
"Pasteurisasi tidak melindungi terhadap kontaminasi susu atau keju pasca-pasteurisasi,” kata Dr. Dennis D'Amico, seorang profesor di Departemen Ilmu Hewan di University of Connecticut.
Moms hamil sebaiknya memilih keju yang lulus uji dari BPOM.
Dokter August lantas menyarankan untuk ibu hamil menghindari keju mewah.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Benarkah Ibu Hamil Dilarang Tidur Telentang? Ini Penjelasannya
Jadi mitos vs fakta kehamilan, sebaiknya Moms menghindari keju yang memiliki kadar air tinggi, keasaman rendah, dan rendah garam.
Sebab, lingkungan tersebut sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
Banyak yang meyakini bila seseorang makan keju yang buruk, maka akan langsung terasa ketika mencobanya.
Hal itu tak sepenuhnya benar, Moms. Sebab, keju yang terkontaminasi patogen, terutama Listeria monocytogenes tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan.
Gejala Listeria mirip dengan gejala flu: mual, muntah, demam, nyeri otot, dan sejenisnya.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR