"Caranya, kita evaluasi nih terkait perilaku apa saja dari orang lain yang membuat kita tidak nyaman, dan jangan sampai melakukan hal tersebut kepada orang lain," ungkap Mayda.
Kemudian cari tahu hal-hal yang bikin Moms nyaman maka lakukan lah hal tersebut untuk orang lain.
"Perlu kenali, kira-kira apa ya perilaku yang nyaman yang pernah orang lain lakukan untuk saya. Nah, itu yang bisa kita ulangi untuk orang lain," tegas Mayda.
3. Tidak Ada Ibu yang Sempurna
Sedangkan menurut Anggita Hotna Panjaitan, M.Psi., Psikolog dari Mentari Anakku dan Biro Psikologi Attentive, untuk memutus rantai Mom shaming adalah dengan memiliki kesadaran bahwa tidak ada yang namanya ibu sempurna.
Baca Juga: Agar Tak Rusak Mental, Begini Tips Mengatasi Rasa Sedih Setelah Mendapat Perlakuan Mom Shaming
"Bisa diputus. Caranya, sadari bahwa peran ibu tidak mudah dan tidak ada ibu yang ideal ataupun sempurna," tuturAnggita dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Sabtu (16/4/2022).
4. Kasih Ruang Setiap Ibu
Setiap ibu tentu saja memiliki nilai yang dianut masing-masing jadi kasih ruang saja.
"Kasih ruang setiap ibu untuk menjalani peran mereka sesuai dengan value mereka. Jadi, kalau ada orang yang berorientasi pada budaya moderen yaudah let her be, kalau ada mereka yang lebih mengedepankan nilai-nilai budaya, kebiasaan, pamali, dan lain-lain, let her be," sambung Anggita.
Nah, apabila kita memang memiliki informasi yang dirasa penting untuk disampaikan ke ibu maka sampaikan lah dengan cara yang baik. Penyampaiannya harus bersifat informasi buka kritikan ataupun arahan.
"Kalau misalnya pun kita menemukan informasi baru yang kayanya penting untuk ibu maka berikan dalam konteks informasi bukan arahan, bukan mengkritisi, sudah cukup untuk kasih informasi saja," tegas Anggita.
5. Lebih Baik Diam Ketika Tak bisa Memberikan Dukungan
Anggita juga menyarankan apabila Moms tak bisa memberikan dukungan kepada Moms lain maka lebih baik diam dan jangan berkomentar untuk menjaga perasaannya.
"Ketika tidak bisa memberikan dukungan yang baik lebih baik udah diam aja," tutup Anggita.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR