Nakita.id - Selama ini, kita mungkin mengenal mengenai zodiak yang menggambarkan sesuatu tentang kita.
Namun, para peneliti dari Columbia University Medical Center (CUMC) menemukan pengetahuan baru yang cukup mengejutkan.
Sebab, para peneliti membuktikan bahwa bulan kelahiran dapat memberi prediksi mengenai penyakit yang mungkin dimiliki di masa depan.
BACA JUGA: Ini Daftar Sarapan Sehat dan Aman untuk Penderita Diabetes, Catat Moms!
Faktor lingkungan pada janin yang sedang berkembang, dapat mempengaruhi kesehatan anak nantinya.
Bayi yang lahir di musim kemarau, lebih mungkin memiliki asma karena kebanyakan sang ibu hamil sepanjang musim hujan, dimana memiliki risiko lebih tinggi terkena pilek dan flu.
Para peneliti mengamati terdapat 1.668 penyakit dan merujuk silang dengan data kelahiran dan riwayat medis 1,7 juta sampel orang.
Dilansir dari bigthink.com, bayi yang lahir di bulan antara Februari dan Juli cenderung tidak mengembangkan penyakit tertentu.
BACA JUGA: Terdengar Indah, Ternyata Ini Makna Di Balik Nama Anak Lee Jeong Hoon!
Sementara bayi yang lahir antara September dan November memiliki risiko tertinggi.
Menurut Journal of American Medical Informatics Association, bayi yang paling sehat adalah yang lahir pada Mei, sedangkan yang memiliki kemungkinan tidak sehat adalah yang lahir pada Oktober.
Pada penelitian ini juga menemukan adanya hubungan kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit dengan bulan kelahiran, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Nicholas Tatonetti, PhD, asisten profesor informatika biomedis di CUMC, mengatakan bahwa data penelitian tersebut dapat membantu ilmuwan menemukan faktor risiko penyakit baru.
BACA JUGA: 4 Makanan Ini Tak Boleh Dikonsumsi Sebelum Tidur, Ini Dampaknya
Salah satu penemuan paling penting adalah, ada sembilan jenis penyakit jantung dan mereka terkait dengan bulan kelahiran.
Bayi yang lahir di bulan Maret dikenal paling mungkin menderita gagal jantung kongestif, fibrasi arteri (AFib), dan kondisi kardiovaskular serius lainnya.
Sedangkan bayi yang lahir pada bulan November memiliki risiko ADHD yang lebih tinggi.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata vitamin D yang diperoleh ibu hamil dari sinar matahari cukup mempengaruhi kesehatan anaknya kelak.
Namun, Dr. Tatonetti berharap untuk para orangtua jangan terlalu mengkhawatirkan hasil penelitian tersebut.
"Risiko kemungkinan penyakit yang didapat berdasar bulan lahir lebih kecil dibandingkan faktor gaya hidup seperti diet dan olahraga," kata Dr. Tatonetti.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | bigthink.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR