Nakita.id - Sering ditanyakan para orangtua, apakah anak sulit BAB itu berbahaya?
Moms harus tahu, anak sangat rentan mengalami masalah kesehatan.
Salah satunya terjadi pada sistem pencernaan, dimana anak kerap kesulitan untuk BAB (buang air besar).
Masalah ini tentu sering Moms hadapi, terutama pada saat peralihan konsistensi makanan.
Mulai dari 6 bulan pertama kehidupan, dimana anak harus diberi ASI.
Kemudian, pada 6 bulan berikutnya, anak sudah harus diberi MPASI dimana terjadi perubahan konsistensi menjadi lebih padat secara bertahap.
Lalu, pada usia 1 tahun ke atas, anak sudah harus bisa makan makanan keluarga.
Dalam satu periode tersebut, ada masanya dimana anak akan mengalami kesulitan untuk mengonsumsi serat.
Sehingga, hal ini dapat menimbulkan gangguan BAB pada anak itu sendiri.
Baca Juga: Ciri-ciri Sembelit pada Anak Perlu Diketahui Sedari Dini, Terasa Sakit saat BAB Jadi Salah Satunya
Lantas, apakah anak sulit BAB itu berbahaya?
dr. Eko Kristanto Kunta Adjie, Sp.A, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, dengan tegas mengatakan bahwa anak sulit BAB itu berbahaya.
“Terutama anak menjadi lebih rewel. Orangtua juga tidak nyaman dengan keadaan tersebut ya, karena buang air besar yang tidak rutin,” kata dr. Eko saat diwawancarai secara eksklusif oleh Nakita pada Senin (25/4/2022).
Selain itu, dr. Eko menyebut bahwa saat anak buang air besar, kotorannya menjadi keras.
“Bila dipaksa untuk buang air, anak menjadi trauma terhadap toilet training,” jelasnya.
“Kemudian juga, kalau misalnya kotoran sudah terlalu padat, sudah terlalu keras, dapat menimbulkan perlukaan pada saat buang air besar,” tambah dr. Eko.
Lalu, apa yang menjadi penyebab anak sulit BAB itu sendiri?
Berikut ini beberapa penyebabnya menurut dr. Eko.
Baca Juga: Si Kecil Susah BAB? Atasi dengan Cara Mudah Ala Selebgram Vendryana
1. Tidak rutin melakukan toilet training
Penyebab anak sulit BAB yang umum terjadi adalah pola toilet training yang belum reguler.
“Jadi, kalau buang air besar tidak reguler secara rutin, itu dapat menyebabkan terjadi stagnasi dari kotoran di bagian usus bagian bawah (mendekati ke arah anus), ya. Nah, kita sebut di rectosigmoid,” jelas dr. Eko.
dr. Eko menerangkan, di area tersebut penyerapan air menjadi lebih lama, sehingga kotoran menjadi lebih padat dan lebih sulit untuk dikeluarkan.
“Bila dikeluarkan, dapat menimbulkan perlukaan di daerah anus, daerah lubang anus, ya,” terangnya.
“Nah, itu dapat menimbulkan rasa sakit, rasa nyeri, dan bahkan bisa berdarah,” lanjutnya menerangkan.
Selain itu, dr. Eko juga mengatakan bahwa hal ini dapat menimbulkan kemungkinan terjadi infeksi atau menjadi jamur di area tersebut.
“Nah, ini dapat menimbulkan juga traumatik. Jadi, si anak enggak mau untuk buang air besar,” kata dr. Eko.
“Jadi, dia takut. Setiap kali mau buang air, dia menangis dan itu jadi masalah,” lanjutnya.
Baca Juga: Mengajak Anak Bermain Bisa Jadi Cara Untuk Mengajarkan Anak Toilet Training
2. Kurang cairan
Penyebab anak sulit BAB berikutnya adalah kekurangan cairan, Moms.
“Biasanya kalau anak-anak baru beralih gitu, dia enggak mau minum,” terang dr. Eko.
Atau, lanjut dr. Eko, kebanyakan minum susu yang dalam tanda kutip mungkin cara penyajiannya agak kurang tepat.
“Misalnya, terlalu kental karena dianggap, ‘Oh ini supaya gemuk, jadi susunya dikentalkan’. Nah, itu hal yang salah sebenarnya,” jelasnya.
3. Kurang serat
Terakhir, anak yang kekurangan serat, termasuk sayur dan buah, juga kerap menjadi penyebab anak sulit BAB.
“Bahkan, pada anak-anak, dalam proses makan setelah peralihan ASI menjadi MPASI tersebut,” ucap dr. Eko.
Untuk melihat kembali penjelasan anak sulit BAB itu berbahaya, cek halaman 2. (*)
Baca Juga: Anak Sulit BAB Bisa Diatasi dengan Mudah, Gunakan Bahan Rumahan Ini
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR