Nakita.id - Saat tercium aroma tak sedap dari ketiak, rasanya kita ingin langsung pakai deodoran.
Namun, memakai deodoran sepanjang waktu ternyata tidak bagus untuk kesehatan kulit.
Melansir Health Digest, deodoran yang mengandung bahan antiperspirant yang justru paling baik saat digunakan di malam hari.
Misalnya waktu setelah mandi dan sebelum tidur malam.
Sebab, kita cenderung mengeluarkan keringat di pagi hari setelah bangun tidur.
Senyawa antiperspiran akan bekerja lebih optimal selama 48 jam setelah penggunaan.
Sehingga kita tidak perlu mengaplikasikan deodoran lagi di pagi hari.
Kita juga tak harus memakainya setiap waktu, misalnya beberapa jam sekali.
Melansir dari Bright Side, ini manfaat mengurangi pemakaian deodoran.
1. Mencegah masalah reproduksi
Saat memilih deodoran, Moms mungkin ingin yang wanginya harum dan tahan lama untuk menutupi bau badan tak sedap.
Namun, bahan-bahan dalam deodoran yang menempel di kulit kita sebenarnya bisa berbahaya bagi kesehatan.
Misalnya, ftalat yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan masalah kesehatan reproduksi.
2. Mengurangi bau badan secara alami
Mengurangi pemakaian deodoran sebenarnya bisa menyamarkan bau badan.
Hal ini lantaran, antiperspiran menggunakan komponen antimikroba untuk membunuh bakteri di ketiak.
Namun sayangnya, disisi lain komponen ini juga menyebabkan bakteri pemicu bau badan yang lainnya untuk berkembang biak.
Sehingga mengaplikasikan deodoran setiap waktu sebenarnya dapat menyebabkan bau badan dua kali lebih kuat.
3. Menjaga keseimbangan bakteri baik
Ada berbagai mikroorganisme yang hidup di kulit dan beberapa di antaranya bermanfaat bagi kesehatan.
Produk perawatan kulit seperti deodoran dapat menghilangkan bakteri baik, sehingga dapat merusak mikrobioma kulit.
Alangkah lebih baik jika deodoran tidak dipakai terlalu sering, supaya kesimbangan bakteri baik tetap terjaga.
Apabila di ketiak hanya terdapat bakteri jahat seperti Staphylococcus hominis, jangan heran kalau bau ketiak sulit dihilangkan.
4. Kita mungkin bahkan tidak membutuhkannya
Banyak orang-orang yang menggunakan deodoran atau antiperspiran hanya karena kebiasaan, padahal sebetulnya mereka tidak memerlukan produk ini sama sekali.
Para ilmuwan menemukan bahwa, gen yang disebut ABCC11 akan menentukan apakah orang tersebut memiliki bahan kimia tertentu yang menyebabkan bau ketiak.
Namun, ternyata beberapa orang yang memiliki gen ABCC11 yang sedikit justru rajin memakai deodoran, padahal sebetulnya tubuh mereka tidak terlalu bau.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR