Nah, ketika seseorang pertama kali didiagnosis mengidap thalasemia tentu saja akan merasa sedih.
Karena apabila seseorang mengalami penyakit ini tentu saja akan terbatas dalam melakukan sesuatu.
Gejala dari thalasemia sendiri adalah mudah lelah, terlihat pucat, pusing, hilang nafsu makan, dan sebagainya.
Gejala-gejala itu lah yang membuat pengidap thalasemia kesulitan dalam beraktivitas.
Rasa sedih yang terus berkelanjutan juga bisa membuat pengidap thalasemia rentan mengalami stres.
Anna Surti Ariana, S.Psi., M.Si., Psi Psikolog Klinis Anak dan Keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI Depok, Jawa Barat, membenarkan bahwa pengidap thalasemia memang rentan mengalami stres.
Baca Juga: Hari Thalassemia Sedunia, Yuk Kenali Penyebab dan Jenis-jenisnya
"Memang rentan sekali para pengidap thalasemia mengalami stres karena penyakit yang dideritanya. Kalau kita baca dari berbagai penelitian tentang mereka yang mengidap thalassemia ternyata terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan pasien dalam mengatasi stresnya," ungkap Anna dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Jum'at (6/5/2022).
Faktor Pengidap Thalasemia Mengalami Stres
Salah satu faktor pengidap thalasemia mudah mengalami stres adalah faktor intrapersonal.
"Faktor intrapersonal ini adalah individu (pengidap thalasemia) didukung oleh orang lain di sekitarnya. Keluarganya bisa benar-benar mendampingi dia dengan tenang, ramah, atau justru sebaliknya malah memberikan tambahan-tambahan sumber stress. Misalnya, jadi marah-marah, dan sebagainya," sambung Anna.
Apabila keluarga yang justru jadi sumber stresnya, maka para pengidap thalasemia pun akan lebih sulit menghadapi rasa stres yang dialami tersebut.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR