Nakita.id - Bagi para orangtua yang memiliki anak balita, mungkin mengetahui beberapa masalah yang ada di Posyandu.
Orangtua dianjurkan untuk rutin membawa anaknya yang masih balita ke Posyandu.
Ini bertujuan supaya tumbuh kembang anak terpantau, dan bisa dideteksi sedari dini apabila ada masalah kesehatan.
Rutin mengajak anak ke Posyandu juga bisa mencegah anak alami stunting atau kekurangan gizi.
Namun, dalam penyelenggaraannya ada beberapa masalah yang ada di Posyandu yang perlu diperhatikan.
Melansir berbagai sumber, berikut ulasannya:
Orangtua tidak membawa anak ke Posyandu secara rutin
Orangtua yang memiliki anak berusia balita setidaknya dianjurkan rutin datang ke Posyandu sebulan sekali.
Di Posyandu, anak akan diukur berat badan, tinggi badan, diberi vitamin, hingga makanan tambahan yang menunjang kecukupan gizi.
Baca Juga: Bersyukur Mengabdi di Posyandu Desa, Ternyata Ini Keuntungan Kader Posyandu Bagi yang Aktif
Melansir data Riskesdas 2010, salah satu masalah yang ada di Posyandu adalah rendahnya orangtua membawa anak ke Posyandu.
Data menunjukkan sebanyak 68,6 persen orangtua dengan anak kelompok usia 6-11 bulan pergi ke Posyandu secara rutin atau lebih dari 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan.
Tapi, saat usia anak beranjak, orangtua semakin jarang membawanya ke Posyandu. Pada anak dengan kelompok usia 12-23 bulan, hanya 56,5 persen yang rutin diperiksa di Posyandu.
Untuk kelompok usia 48-59 bulan hanya 39,1 persen yang rutin datang ke Posyandu.
KMS lupa dibawa atau hilang
Saat datang ke Posyandu, orangtua wajib membawa KMS supaya bisa tercatat dengan baik hasil pengukuran perkembangan dan pertumbuhan anak.
Namun, banyak kasus yang terjadi berupa KMS lupa dibawa atau hilang.
Sehingga pencatatan pertumbuhan anak menjadi sulit.
Padahal, pada KMS itu bila tercatat dengan baik bisa digunakan untuk mengukur status gizi anak.
Masalah yang ada di Posyandu berupa lupa membawa KMS atau hilang merupakan hal yang harus dihindari oleh orangtua.
Masih rendahnya peran kader Posyandu
Di beberapa Posyandu, masih ada yang alami masalah berupa rendahnya peran kader Posyandu.
Hal ini menyebabkan kegiatan Posyandu menjadi kurang efektif.
Penting bagi kader Posyandu untuk diberi pelatihan secara rutin supaya memiliki SDM unggul dalam menjalankan Posyandu.
Kurangnya partisipasi dalam kegiatan Posyandu
Masalah ini bisa sebabkan kegiatan Posyandu lama kelamaan menjadi terbengkalai.
Kurangnya sarana dan prasarana kegiatan Posyandu
Mulai dari kurangnya alat timbang, alat ukur tinggi, dan sebagainya bisa membuat kegiatan Posyandu menjadi tidak efektif untuk dilakukan.
Baca Juga: Begini Struktur Organisasi di Posyandu yang Banyak Orang Tak Tahu
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR