Lain halnya, jika keputihan terjadi saat hamil, dr. Rudi menjelaskan, “Jadi, memang efeknya pada trimester awal itu bisa terjadi satu yang paling berbahaya itu adalah keguguran. Bisa pada trimester kedua bisa terjadi yang disebut juga lahir prematur. Yang berikutnya bisa terjadi kelainan urogenital,”.
Untuk itu, disarankan untuk betul-betul menjaga hygiene daerah intim masing-masing. Misalkan, cebok arahnya dari depan ke belakang, kemudian lebih sering ganti celana dalam, pakai bahan dari katun dan tidak terlalu ketat.
Misal, pakai pantyliner, ganti setiap 2-3 jam supaya kelembapan vagina tidak berlebihan. Selain itu, batasi pemakaian antiseptik untuk mencuci daerah kewanitaan supaya kuman tidak ikut mati.
Sebagai langkah pencegahan, dr. Rudi menyarankan untuk seluruh wanita atau bagi ibu yang hamil muda untuk menjaga kesehatan daerah intim, namun bukan dengan cara yang dapat membahayakan seperti penggunaan antiseptik dan lain-lain.
“Usahakan untuk melakukan pemeriksaan pap smear atau pemeriksaan HPV. Nah, kalau misalkan HPV negatif, boleh dilakukan dengan vaksinasi HPV. Bahwa pencegahan itu jauh lebih baik pencegahan primer. Kalau pencegahan primer itu dengan vaksinasi, kalau pencegahan sekunder dengan pap smear,” tutup dr. Rudi.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR