Nakita.id – Seberapa sering kah Moms buang air kecil dalam sehari?
Biasanya frekuensi buang air kecil akan meningkat seiring dengan banyaknya cairan yang diminum.
Terlalu sering buang air kecil akan sangat mengganggu apabila itu terjadi di malam hari.
Alhasil, Moms kehilangan waktu istirahat yang seharusnya bisa membuat badan bugar saat bangun.
Namun, pada beberapa kondisi, terlalu sering buang air kecil sering dikaitkan dengan beberapa kondisi tertentu.
Lantas, berapa kali seharusnya kita buang air sehari?
Beberapa faktor dapat mempengaruhi seberapa sering seseorang buang air kecil sepanjang hari.
Hal ini dapat disebabkan oleh obat-obatan, suplemen, makanan, minuman dan kondisi medis tertentu.
Usia dan ukuran kandung kemih juga ikut berperan penting.
Jumlah buang air kecil setiap hari dapat mengetahui bagaimana fungsi kandung kemih.
Tidak hanya frekuensi buang air kecil, petunjuk yang juga dapat memberitahu bahwa kandung kemih dalam keadaan baik, yakni warna urin dan sejauh apa tubuh bisa menahan buang air kecing.
Dilansir dari Cleveland Clinic, masih dianggap normal apabila harus buang air kecil sekitar 6-8 kali dalam periode 24 jam.
Jika Moms lebih sering dari itu, bisa berarti bahwa mungkin terlalu banyak cairan atau minuman yang bersifat diuretik seperti kafein.
Namun, terlalu sering buang air kecil juga bisa menjadi tanda adanya kondisi serius termasuk infeksi kandung kemih, masalah prostat, kondisi jantung, pembengkakan kaki, atau sistitis interstisial yang merupakan gangguan peradangan kronis pada kandung kemih.
Sering buang air kecil juga bisa menjadi gejala kandung kemih yang terlalu aktif.
Kondisi umum yang mudah diobati yang dapat disebabkan oleh beberapa masalah, termasuk kerusakan saraf, obat-obatan, infeksi, kelebihan berat badan, dan defisiensi estrogen.
Seorang wanita yang sering buang air kecil juga mungkin merupakan tanda organ panggul yang kurang mendukung, seperti kandung kemih.
Ini adalah saat kandung kemih turun ke lubang vagina karena otot dasar panggul yang lemah, biasanya setelah melahirkan.
Menurut ahli uroginekologi Raymond Rackley, MD, seiring bertambahnya usia frekuensi buang air kecil semakin meningkat.
Selain jumlah buang air kecil, warna urine juga jadi indikator penting untuk mengetahui kapan saatnya untuk waspada. Warna yang lebih gelap seperti kuning atau coklat biasanya menunjukkan dehidrasi.
Moms bisa mengatasinya dengan meningkatkan jumlah cairan dan hentikan konsumsi kafein. Jika urine tetap gelap, maka segera periksakan diri ke dokter ya, Moms.
Terakhir yang mungkin menjadi kondisi yang menganggu, dimana tubuh tidak bisa menahan keluarnya urine. Kondisi ini disebut dengan Inkontinensia, yang mengacu pada hilangnya urine yang tidak disengaja.
Ada dua jenis utama inkontinensia urine, yaitu inkontinensia stres dan inkontinensia urgensi.
Ketika seorang wanita mengeluarkan urine saat batuk, tertawa, bersin atau berolahraga berat, itu disebut inkontinensia stres dan biasanya terkait dengan kelemahan pada uretra.
Inkontinensia stres juga terkait dengan kelebihan berat badan, yang memberi tekanan tambahan pada otot-otot dasar panggul wanita, yang mendukung sistem kemih. Kondisi ini dapat diobati dengan penurunan berat badan, latihan otot panggul atau operasi kecil.
Berikutnya, ketika seorang wanita merasakan urgensi yang luar biasa untuk buang air kecil dan buang air kecil sebelum mencapai toilet mungkin mengalami inkontinensia urgensi.
Kondisi dapat diobati dengan pelatihan ulang kandung kemih, obat-obatan, suntikan toksin botulinum yang melumpuhkan bagian dari otot kandung kemih, atau alat seperti alat pacu jantung yang ditanam di bawah kulit yang mempengaruhi saraf yang mengontrol kandung kemih.
Baca Juga: Sering Buang Air Kecil Jadi Salah Satu Ciri-ciri Hamil Muda, Benarkah? Ini Penjelasannya
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR