Nakita.id - Wajan anti lengket memang sangat memudahkan kegiatan memasak.
Kini, menumis dan menggoreng jadi lebih mudah tanpa takut makanan akan menempel di permukaan wajan.
Moms juga menjadi lebih mudah membersihkannya dengan sabun dan spons pencuci piring.
Namun, kapan sebaiknya wajan anti lengket diganti?
Seperti yang kita tahu, peralatan masak dan makan harus diganti secara berkala untuk menghindari masalah kesehatan.
Melansir dari Times of India, ini tanda-tandanya wajan anti lengket harus segera diganti.
1. Permukaan wajan berubah
Karena terlalu sering digunakan, wajan antilengket bisa melengkung karena panas atau lembap.
Permukaan wajan yang tidak rata akan membuat makanan tidak matang secara merata dan dapat menyebabkan masalah pencernaan.
2. Terjadi perubahan warna
Setiap peralatan masak akan memudar warnanya karena sering terpapar panas.
Namun, perhatikan apakah terjadi perubahan warna pada wajan anti lengket yakni, jadi lebih gelap?
Ini adalah tanda bahwa lapisan antilengket telah rusak.
Akibatnya, serpihan pelapis mungkin akan tercampur dengan makanan.
3. Terdapat banyak goresan
Wajan antilengket diproduksi menggunakan Teflon yang mengandung bahan kimia berbahaya buatan manusia yang disebut asam Perfluorooctanoic (PFOA).
Telah terbukti bahwa PFOA mengandung bahan kimia penyebab kanker.
Banyaknya goresan menandakan bahwa permukaan teflon rusak dan bahan kimianya mengelupas ke dalam makanan dan membuatnya beracun.
4. Wajan sudah tua
Menurut juru masak, setiap peralatan dapur memiliki umur simpan tertentu.
Untuk peralatan masak anti lengket, kira-kira lima tahun.
Apabila Moms menggunakannya setiap hari atau 3-4 kali seminggu, pastikan untuk mengganti panci anti lengket setiap 4-5 tahun agar tetap aman dan sehat.
Cara membersihkan wajan anti lengket
Sebaiknya jangan langsung mencuci wajan anti lengket setelah digunakan.
Biarkan wajan dingin dulu sampai mencapai suhu ruangan.
Kemudian, cuci wajan dengan larutan sabun lembut dan air biasa.
Gunakan penggosok nonlogam untuk membersihkan wajan.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR