Nakita.id - Bagaimana caranya agar si Kecil tidak bau tangan? Peran Dads juga amat penting untuk hal ini, lo.
Yuk, Dads, kali ini simak apa aja yang perlu dilakukan supaya anak tidak bau tangan dan tetap tenang.
Mungkin Moms sering mendengar istilah 'bau tangan' pada anak. Jangan salah, hal ini hanyalah kiasan atau perumpamaan saja.
Istilah bau tangan ditujukan pada anak yang kerap menangis dan tak mau lepas dari gendongan orangtuanya.
Banyak yang mengatakan bahwa hal ini adalah dampak dari terlalu sering menggendong anak. Apa benar?
Perlu diketahui, hal ini hanyalah mitos belaka. Padahal menggendong anak memang sangat diperlukan.
Menangis adalah cara anak berkomunikasi pada Moms dan Dads bahwa ia sedang dalam posisi yang kurang nyaman.
Tapi tak perlu risau, yang bisa dilakukan oleh para orangtua adalah membuat anak menjadi nyaman.
Perlu sekali bantuan Dads untuk mengatasi hal ini.
1. Buat tempat tidurnya nyaman
Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh Dads adalah dengan membuat tempat tidurnya tetap nyaman.
Sebelum membeli, pastikan keperluan tidur anak terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas dan nyaman.
Tak hanya itu saja, Dads juga wajib untuk merapihkan tempat tidurnya, sehingga selalu siap sedia saat anak membutuhkannya.
Tempatkan mainan atau boneka anak didekatnya agar lebih menyenangkan untuk anak.
2. Buat aktivitas menyenangkan di tempat tidur
Hal yang bisa Dads lakukan adalah dengan membuat aktivitas yang membuat anak senang berada di tempat tidur.
Saat Moms melakukan kesibukan yang lainnya, Dads bisa meluangkan waktu untuk menghibur anak di kamar.
Ajak anak bernyanyi atau berbicara saat anak berbaring di tempat tidur bisa jadi solusinya.
Dengan begitu, ia bisa merasa nyaman di tempat tidurnya dan mudah untuk tidur tanpa harus digendong oleh Moms atau Dads terlebih dahulu.
3. Pijat anak dengan lembut
Seberapa sering Dads melakukan pijatan untuk anak di rumah?
Tentunya, pijatan ini jangan sampai diabaikan karena memiliki keuntungan yang baik untuk anak.
Sama saja dengan merapihkan tempat tidur anak, pijatan lembut untuk anak juga menjadi kunci untuk membuatnya jadi tenang dan mudah tidur bahkan tidak harus digendong terlebih dahulu.
Kira-kira bagaimana cara memijat anak dengan baik agar ia bisa tenang?
Jangan sembarangan, melansir dari Baby Center, ini caranya:
1. Lepaskan semua pernak pernik yang digunakan di tangan, seperti cincin atau jam tangan
2. Cuci tangan sampai bersih
Baca Juga: Intip Yuk! Ini 5 Rekomendasi Pampers Bayi Murah Antigatal Dibawah Rp 100 Ribu
3. Gelar perlak atau alas bayi kedap air di atas tempat tidur
4. Gunakan baby oil untuk diusapkan ke telapak tangan, pijat dengan lembut dada anak ke bagian samping kanan dan kiri
5. Usap bagian kepalanya, lalu badan, dan kaki
6. Pijat lembut perutnya dengan gerakan searah jarum jam
7. Buat anak terlungkup, lalu usapkan punggungnya dengan perlahan
Itulah tadi caranya untuk memijat bayi dengan baik agar ia bisa tenang tanpa digendong.
Perlu diketahui, baik Moms maupun Dads sebaiknya melakukan hal ini saat anak terjaga dan beberapa jam setelah makan.
Ditakutkan jika dilakukan saat tidur akan membuat anak menjadi terganggu dan tak nyaman.
Jika dilakukan saat setelah makan, juga ditakutkan pijatan tersebut akan membuat pencernaannya bermasalah.
Pentingnya menggendong bayi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sebenarnya menggendong bayi tetap diperlukan.
Misalnya, melaukan skin-to-skin selama 30 menit setiap hari bisa membuat anak menjadi lebih tenang.
Tak perlu takut anak jadi mudah bau tangan hanya karena sering menggendong bayi.
Malah bayi membutuhkan untuk digendong agar ia merasa kembali nyaman dan hangat.
Apalagi jika dengan Moms atau Dads. Moms dan Dads bisa bergantian dalam tugas yang satu ini.
Yang terpenting untuk menanggapi reaksi bayi saat menangis adalah membuatnya tenang.
Membuatnya tenang tak hanya terus menerus dengan menggendong, tapi juga tempat-tempat di sekitarnya, salah satunya adalah tempat tidurnya.
Itulah tadi beberapa hal yang bisa Dads lakukan untuk membuat si Kecil jadi lebih nyaman.
Source | : | UNICEF,Kid's Health,Baby Center |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR