Nakita.id - Hari kelahiran bayi biasanya dirayakan dengan acara tiup lilin dan potong kue.
Namun jauh sebelum masuknya budaya modern, nenek moyang kita telah mengenalkan tradisi bancakan.
Bancakan atau yang biasa dikenal dengan syukuran merupakan salah satu tradisi Indonesia, tepatnya dari Jawa.
Tradisi ini dilakukan dengan acara makan bersama dalam satu wadah.
Merangkum dari berbagai sumber, bancakan merupakan tradisi yang diadakan sebagai bentuk rasa syukur untuk memperingati kelahiran atau weton anak.
Weton adalah gabungan hitungan hari di kalender Masehi dengan hitungan hari dalam sistem penanggalan Jawa.
Penanggalan Jawa terdiri dari lima hari dalam setiap siklus, yaitu Wage, Legi, Pon, Pahing, dan Kliwon.
Bancakan kental dengan tradisi duduk dan makan bersama dalam porsi besar yang beralaskan nampan maupun daun pisang.
Keluarga yang hendak mengadakan Bancakan, akan memasak nasi, lauk-pauk, dan sayuran dalam porsi besar.
Biasanya menu makanan yang disajikan dalam acara bancakan ini sederhana namun beragam.
Misalnya seperti nasi liwet, lauk pauknya tempe, tahu, dan ayam.
Tak ketinggalan ada juga kuluban (sayuran hijau dengan sambal kelapa).
Selain itu, menu lain yang biasanya ada dalam menu bancakan adalah urapan.
Urapan dibuat dari sayuran rebus dicampur dengan parutan kelapa muda yang diberi bumbu- bumbu.
Diantaranya cabe, lengkuas, bawang merah, bawang putih, daun jeruk purut, gula, dan ditambah garam secukupnya.
Kemudian, lauk yang biasa hadir di menu bancakan adalah telur rebus.
Semua menu, mulai dari nasi, lauk pauk, dan bumbu-bumbu disajikan di atas nampan besar (tampah) atau daun pisang.
Para tetangga dan kerabat dekat akan diundang untuk ikut makan bersama dalam satu wadah besar tersebut.
Baca Juga: 6 Ide Tradisi Ulang Tahun Anak yang Bisa Dilakukan Bersama Keluarga
Sebelum menyantap makanan, biasanya ada pemuka agama yang akan memimpin doa untuk mendoakan keselamatan anak.
Selain dimakan bersama, makanan tersebut juga akan dibagikan pada tetangga dan kerabat dekat.
Tradisi bancakan mempunyai filosofi yang sudah mengakar dalam masyarakat.
Saat makan bersama dalam satu wadah, setiap orang akan duduk mengelilingi makanan.
Tidak ada perbedaan apakah dia orang kaya atau miskin, atau apakah dia tua atau muda, semua dianggap sama.
Selain itu, tidak ada rasa jijik saat menyantap makanan bersama.
Budaya mencerminkan semangat gotong-royong dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.
Setiap orang yang hadir dan ikut bancakan juga turut mendoakan anak yang baru lahir atau yang diperingati hari wetonnya.
Anak yang dibuatkan bancakan diharapkan hidupnya akan selalu dilimpahi kebaikan, kesehatan, keberkahan, dan bermanfaat untuk sesama.
Baca Juga: Makna Idulfitri Bagi Keluarga, Kembali Menjalin Silaturahmi dan Saling Memaafkan Antar Sesama
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR