Nakita.id - Penyanyi legendari Bob Tutupoly meninggal dunia pada usia 82 tahun akibat stroke.
Dari keterangan keluarga pelantun lagui Widuri ini sampai 2 kali ganti rumah sakit, yang pertama Rumah Sakit Mayapada dan kedua Rumah Sakit Siloam.
Tapi sebenarnya kondisi kesehatan Bob Tutupoly sempat membaik setelah menjalani perawatan intensif, bahkan dokter sudah memperbolehkannya pulang untuk melanjutkan rawat jalan. Namun takdir berkata lain, pada Selasa 5 Juli 2022 dini hari Bob Tutupoly tutup usia.
Melansir laman Stroke.org, stroke adalah kondisi yang memengaruhi arteri menuju dan di dalam otak.
Stroke terjadi saat pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat oleh gumpalan. Saat ini terjadi, bagian daei otak tidak bisa mendapatkan darah dan oksigen yang dibutuhkan, sehingga sel-sel otak mati.
Akibatnya fungsi otak hilang. Seseorang yang terkena stroke jadi kesulitan untuk melakukan hal-hal yang dikendalikan oleh bagian otak.
Menyebabkan seseorang sulit bergerak, bicara, makan, mengingat dan berpikir, hingga mengontrol fungsi organ vital. Stroke bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja, tidak mengenal usia.
Karena hal ini sangat membahayakan, Moms dan Dads bisa belajar dari pengalaman sakit Bob Tutupoly, jadi hindari kegiatan yang bisa memicu penyakit stroke dengan cara di bawah ini:
Terlalu banyak konsumsi makanan asin
Mungkin Moms tidak sadar jika terlalu banyak makan garam bisa meningkatkan risiko terkena stroke.
Mengkonsumsi terlalu banyak makanan ringan asin dapat meningkatkan tekanan darah ke tingkat yang tidak sehat dan meningkatkan risiko terkena stroke.
Itu karena tekanan darah tinggi dapat merusak dan melemahkan pembuluh darah otak, menyebabkannya menyempit, pecah, atau bocor.
Ini juga dapat menyebabkan gumpalan darah terbentuk di arteri yang menuju ke otak, yang dapat menghalangi aliran darah dan berpotensi menyebabkan stroke, menurut Mayo Clinic.
Cobalah untuk tetap konsumsi sodium di bawah 2.300 miligram per hari (dan bergerak menuju batas ideal tidak lebih dari 1.500 miligram), menurut American Heart Association.
Banyak minum minuman bersoda
Kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko terkena stroke lainnya yakni jika Moms terlalu banyak minum minuman bersoda.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi bahkan satu minuman pemanis buatan sehari sekitar dua kali lebih mungkin menderita stroke pada dekade berikutnya dibandingkan mereka yang minum kurang dari itu.
Namun, para ahli di Harvard Medical School yang meninjau studi tersebut mengatakan bahwa korelasi itu bisa ada karena beberapa orang yang sudah berisiko terkena stroke (mereka yang kelebihan berat badan atau yang menderita diabetes) lebih cenderung memilih soda diet.
Terlepas dari itu, mungkin yang terbaik untuk kesehatan secara keseluruhan adalah memilih minuman lain sebagai gantinya.
Jarang minum air putih
Dehidrasi dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan —termasuk peningkatan risiko stroke.
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Neurology mengevaluasi 203 pasien yang menderita stroke iskemik atau hemoragik.
Penelitian menemukan bahwa dehidrasi terdeteksi pada sembilan persen pasien baik pada saat mereka dirawat di rumah sakit atau tiga hari setelah mereka mengalami stroke.
Pasien yang mengalami dehidrasi pada kedua waktu memiliki pemulihan yang lebih lambat dan kurang berhasil, terutama wanita dan pasien yang lebih tua.
Menahan buang air kecil
Sering menahan buang air kecil juga menjadi kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko terkena stroke, Moms.
Setelah memeriksa 727 kasus stroke iskemik, sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menemukan bahwa 30 persen pasien mengalami infeksi dalam 90 hari sebelum stroke.
Salah satu yang paling umum adalah infeksi saluran kemih, atau ISK.
Dan karena ISK bisa disebabkan oleh menahan air seni dan tidak minum cukup air, menurut Mayo Clinic, Moms harus menghindari kebiasaan tersebut untuk mengurangi risiko stroke.
Tidak bisa mengelola stres
Lebih dari sebelumnya, para peneliti belajar bahwa ketidakmampuan untuk mengelola stres dapat menyebabkan sejumlah besar masalah kesehatan, termasuk stroke.
Sebuah studi tahun 2001 oleh University of Michigan menemukan bahwa pria yang secara fisiologis lebih reaktif terhadap stres 72 persen lebih mungkin menderita stroke dalam hidup mereka.
Jadi, untuk menghindari risiko terkena stroke, cobalah kelas meditasi itu atau mencari jalan keluar lain untuk menciptakan rasa tenang dalam hidup.
Duduk terlalu lama
Moms dapat membahayakan kesehatan secara keseluruhan dengan duduk berjam-jam, menurut penelitian tahun 2014 yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health dan Harvard Medical School.
Dalam studi 12 tahun terhadap wanita pascamenopause ini, para peneliti menemukan bahwa wanita yang duduk selama 10 jam atau lebih dalam sehari, 18 persen lebih mungkin menderita serangan jantung atau stroke dibandingkan mereka yang hanya duduk selama lima jam atau kurang.
Rayakan Ultah ke-10, Beautyhaul Berikan Diskon Hingga 90% dari Puluhan Brand Kecantikan di Beautyhaul Mart 2024
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR