Nakita.id - Kerap kali tidak disadari para Moms, ternyata ini bahaya membandingkan bayi prematur dengan bayi yang terlahir normal.
Setiap orang tentu saja tidak ingin melahirkan bayi prematur.
Karena, melahirkan bayi prematur merupakan suatu hal yang berisiko tinggi.
Prematur merupakan suatu kondisi dimana bayi terpaksa harus dilahirkan ketika usianya di bawah 37 minggu.
Padahal idealnya, bayi sudah layak untuk dilahirkan ketika usianya 40-42 minggu.
Ada banyak penyebab yang membuat bayi terpaksa harus dilahirkan lebih cepat.
Misalnya, Moms atau Si Kecil mengalami suatu penyakit atau kondisi tertentu.
Sehingga, mau tidak mau harus melahirkan segera demi keselamatan nyawa Moms dan sang buah hati.
Karena bayi prematur lahirnya belum cukup bulan, maka tak heran bila beberapa fungsi organnya belum optimal.
Baca Juga: Benarkah Bayi Prematur Rentan Mengalami Depresi Saat Dewasa? Begini Kata Psikolog
Tumbuh kembang bayi prematur juga cenderung lebih lambat dibandingkan bayi yang terlahir normal.
Bahkan, sudah banyak penelitian yang mengatakan bahwa perkembangan otak bayi prematur cenderung lebih lambat dibandingkan anak-anak yang terlahir normal.
Meski begitu, bukan berarti semua bayi prematur akan mengelami keterlambatan dalam perkembangan otak Moms.
Ada banyak bayi yang terlahir prematur tumbuh kembangnya baik, dan bisa menjadi anak yang cerdas.
Meski begitu, masih banyak saja orangtua yang khawatir dengan kondisi bayi prematur di masa mendatang nanti.
Bahkan, yang lebih bahaya lagi adalah, banyak Moms yang tanpa sadar kerap membanding-bandingkan bayi prematur dengan bayi yang terlahir normal.
Itu memang terlihat sepele, tapi Moms wajib tahu! Membandingkan bayi prematur dengan bayi yang terlahir normal bisa datangkan bahaya.
Menurut Anggita Hotna Panjaitan, M.Psi., Psikolog dari Mentari Anakku dan Biro Psikologi Attentive, bahaya yang paling pertama ketika Moms memiliki kebiasaan membandingkan bayi prematur dengan bayi yang terlahir normal adalah bisa membuat diri sendiri menjadi stres.
"Pertama, bikin stres ke diri sendiri karena seperti yang kita tahu, ibu-ibu dengan anak prematur kondisinya tidak sekuat anak yang lahir biasa. Jadi, itu saja sudah mengindikasikan bahwa dibutuhkan usaha lebih untuk menjaga anak tetap sehat. Jadi, ketika kita sudah capek, tapi masih membanding-bandingkan dengan anak yang lainnya, maka ibu akan lebih capek dan stres," tutur Anggita dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Rabu (6/7/2022).
Stres yang dirasakan Moms juga berpotensi mengganggu relasi dengan anak.
Karena ketika stres, Moms pun akan merasa tak bahagia, dan emosi tersebut bisa dirasakan oleh Si Kecil.
Hal tersebut bisa membuat anak merasa tak nyaman ketika berada di dekat, Moms.
"Ketika kita stres, maka cenderung tidak bahagia dan ketika berinteraksi dengan anak, maka anak bisa merasakan emosi orangtua dan cenderung sulit merasa nyaman, jadi relasinya terganggu," sambung Anggita.
Anggita juga mengingatkan, bahwa setiap anak memiliki titik mulai yang berbeda-beda.
Jadi, tak ada gunanya Moms terus membandingkan bayi prematur dengan bayi yang terlahir normal. Selain itu, keseringan membandingkan anak juga bisa mengganggu relasi Moms dan pasangan.
"Bukan hanya membahayakan relasi sama anak, tapi juga sama suami. Karena ketika kita fokus dengan hal-hal negatif, maka relasi kita dengan orang terdekat juga pasti terganggu," tutup Anggita.
Nah, itu dia Moms bahaya membandingkan bayi prematur dengan bayi yang terlahir normal.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR