Nakita.id - Para Moms harus tahu, berikut kesalahan merawat bayi prematur di rumah.
Ada banyak kesalahan merawat bayi prematur di rumah yang kerap kali dilakukan para orangtua.
Kesalahan merawat bayi prematur ini penting sekali untuk diketahui supaya Moms tidak melakukan lagi.
Karena merawat bayi prematur tidak semudah dibayangkan Moms.
Perawatan bayi prematur harus lebih ekstra tentunya Moms.
Karena kondisi dari bayi prematur sendiri masih sangat lemah setelah dilahirkan.
Moms juga harus melakukan berbagai upaya supaya tumbuh kembang bayi prematur tetap optimal.
Kemudian, pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi prematur juga harus benar-benar diperhatikan.
Setidaknya, setelah dilahirkan berat badan bayi prematur harus segera bertambah.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Mental Setelah Melahirkan Bayi Prematur
Dengan berat badan yang ideal, tentu membuat bayi prematur lebih sehat.
Kemudian untuk membuat tumbuh kembang bayi prematur berjalan optimal, Moms harus mengetahui beberapa kesalahan merawat bayi prematur di rumah yang paling banyak dilakukan orang.
Menurut dr. Arif Budiman, Sp.A (K) Dokter Spesialis Anak, Konsultan Neonatalogi dari Rumah Sakit EMC Alam Sutera berikut beberapa kesalahan merawat bayi prematur di rumah:
1. Tidak Memperhatikan Suhu Tubuh Bayi
Kebanyakan bayi prematur terlahir dengan berat badan yang rendah sehingga suhu tubuhnya harus benar-benar dijaga.
Jangan sampai bayi prematur mengalami kedinginan atau kepanasan Moms.
"Bayi prematur itu kan berat badannya rendah jadi yang mesti dijaga betul adalah suhunya. Jadi, bayi prematur tidak boleh mengalami ketidak stabilan suhu tidak boleh kedinginan atau kepanasan," ungkap dr. Arif dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Kamis (7/7/2022).
dr. Arif juga menjelaskan, suhu bayi normal adalah 36,5 derajat celcius – 37,5 derajat celcius jadi pertahankan suhunya.
Baca Juga: Bahaya Membandingkan Bayi Prematur dengan Bayi yang Terlahir Normal
Nah, cara menjaga suhu tubuh bayi prematur adalah dengan menggunakan metode kangguru Moms.
Sehingga Moms dan Si Kecil melakukan kontaks kulit secatra langsung.
"Menjaga suhu bayi prematur bisa menggunakan metode kangguru dimana ada kontak skin to skin antara ibu dan bayi," sambung dr. Arif.
Karena skin to skin akan menambahkan ikatan dengan ibunya, merangsang hormon untuk memproduksi ASI dan mengeluarkan ASI nya sehingga menjadi lebih lancar.
dr. Arif juga Mengungkapkan, metode kanguru ini bisa berfungsi sebagai inkubator alami sehingga ketika bayi ketika bayi kedinginan maka tubuh Moms akan menghangatkannya.
2. Tidak Memberikan ASI
Banyak mitos beredar bahwa bayi prematur tidak perlu diberikan ASI.
Padahal asupan ASI sangat dibutuhkan bayi prematur untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya.
Jika kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik maka berat badan bayi prematur pun akan bertambah dengan cepat.
"Kemudian kadang kala ada mitos tertentu bahwa bayi prematur tidak perlu diberikan ASI dan sebagainya padahal sebetulnya ASI sangat penting khsusunya untuk bayi prematur," ungkap dr. Arif.
2. Bayi Prematur Tak Dimandikan
Banyak mitos beredar juga bahwa bayi prematur tak boleh dimandikan karena kondisi fisiknya yang masih sangat lemah.
Menurut dr. Arif, memandikan bayi prematur sebenarnya boleh saja asalkan bayinya sudah dalam keadaan stabil.
Karena jika tidak dimandikan terus bisa membuat kulitnya terdapat kuman Moms.
"Mitos bahwa bayi prematur tidak boleh dimandikan padahal boleh saja, kalau kondisinya sudah stabil maka boleh dimandikan karena jika tidak nanti maka akan terdapat kuman di kulitnya," pungkas dr. Arif.
Nah, itu dia kesalahan merawat bayi prematur di rumah yang tidak boleh Moms lakukan lagi.
Bagi para Moms yang ingin berkonsultasi secara langsung dengan dr. Arif maka bisa langsung kunjungi Rumah Sakit EMC Alam Sutera di hari Selasa, pukul 17.00 – 20.00 WIB, Kamis pukul 17.00 – 20.00 WIB, Jum’at Pukul 14.30 – 17.30 WIB, dan Sabtu 09.00 – 12.00 WIB.
Sedangkan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Rumah Sakit EMC bisa langsung kunjungi website www.emc.id.
Baca Juga: Ciri-ciri Hamil Anak Laki-laki Ternyata Berisiko Lahir Prematur, Benarkah Demikian?
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR