Setelah makanan dan cairan meninggalkan lambung, air dan nutrisi yang dicerna memasuki aliran darah melalui usus kecil, menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK).
Selanjutnya, usus besar menyerap air yang tersisa dan menggunakannya untuk membentuk tinja.
Karena air melunakkan tinja, minum banyak air dapat meredakan sembelit.
Mitos lain yang mungkin Moms temui adalah minum air dengan makanan dapat menyebabkan refluks asam atau meningkatkan kadar insulin.
Yang pasti, jika memiliki refluks asam atau penyakit refluks astroesofageal (GERD), maka mungkin ingin membatasi jumlah air yang dikonsumsi dalam sekali duduk untuk mencegah tekanan berlebih pada perut menurut Johns Hopkins.
Namun, air minum tidak menyebabkan kondisi ini.
Akhirnya, jika Moms khawatir tentang mempertahankan kadar insulin, jangan letakkan segelas air itu.
Baca Juga: Ingin Anak Minum Air Putih Lebih Banyak? 4 Cara Berikut Ini Bisa Dicoba Tanpa Harus Drama
Gula darah bisa naik karena beberapa faktor mengejutkan. Termasuk pemanis buatan dan kopi tetapi air bukan salah satunya.
Dehidrasi atau kurang minum bagaimanapun, memang menyebabkan kadar gula darah yang lebih tinggi.
Sementara itu dilansir dari Times of India tidak ada penelitian yang menyebutkan bahwa air mengganggu pencernaan, mengencerkan asam lambung dan enzim atau dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Tetapi ada penelitian yang mengatakan tidak untuk minum air saat makan untuk orang yang menderita penyakit refluks gastro-esofagus (GERD).
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR