Bidan Devi mengungkapkan bahwa efek samping dari penggunaan KB IUD ini mulai dari timbulnya rasa nyeri hingga mentruasi yang biasanya lebih banyak.
“Kadang-kadang ada beberapa orang yang menstruasinya memang belum lancar banget, tapi setelah pemasangan ada timbul spotting atau timbul bercak darah,” jelas bidan yang aktif bekerja di Puskesmas Panongan, Tanggerang.
Hal ini lantaran IUD membutuhkan adaptasi di dalam vagina tapi kondisi ini tidak berlangsung begitu lama hanya sekitar 1-3 bulan saja, berbeda-beda setiap orang.
“Jika pemasangannya tidak dilakukan dengan benar, tidak dilakukan dengan APD yang bagus, kadang ada yang bisa mengakibatkan infeksi vagina,” tambah Bidan Devi.
Apalagi, saat menstruasi yang lebih banyak, perempuan biasaya dianjurkan untuk mengganti pembalut minimal 4 jam atau lebih.
Namun karena beberapa kondisi, Moms tidak sempat karena kesibukan atau malas mengganti pembalut inilah yang menjadi masalah baru kemudian.
Bidan Devi menjelaskan bahwa kebiasaan tidak menjaga personal hygiene atau area kewanitaan dengan baik inilah yang dapat memicu keputihan dan infeksi lainnya.
“Menstruasi ganti pembalutnya minimal 4 jam sekali, kemudian saat mencebok pun harus benar ya. Harusnya dari atas ke bawah,” terang Bidan Devi.
“Efek samping dari keputihan mungkin dari personal hygiene si klien,” lanjutnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa KB IUD sebabkan keputihan dapat saja terjadi.
Apalagi, jika Moms tidak menjaga kebersihan area kewanitaan pasca melakukan pemasangan alat kontrasepsi ini.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR