Nakita.id – Pengetahuan yang masih terbatas, banyak Moms yang ingin tahu apakah KB IUD sebabkan keputihan?
KB IUD sebabkan keputihan dapat menjadi salah satu efek samping dari penggunaan alat kontraksepsi yang banyak dipilih ini.
Namun, benarkah demikian? Simak penjelasan KB IUD sebabkan keputihan dari seorang bidan.
KB IUD merupakan alat kontrasepsi yang dipasang di rahim untuk mencegah kehamilan.
Alat kontrasepsi ini dipilih lantaran tingkat kegagalan yang dimiliki sangat kecil hanya sekitar 0,2-0,8 persen saja.
Pada beberapa merek KB IUD, mereka bisa bertahan sampai jangka 5 tahun, bahkan ada juga yang 10 tahun.
Menurut Bidan Devi Inggerianie, S.ST. M.Kes, terdapat juga beberapa KB IUD yang bersifat non hormonal sehingga biasanya tidak akan mempengaruhi berat badan.
“Kemudian, juga ada beberapa yang tidak menganggu hubungan badan, jadi rasa hubungan seksualnya itu masih oke,” terang Bidan Devi saat wawancara eksklusif bersama Nakita pada Selasa, (9/8/2022).
“Dan, kelebihan lainnya adalah menstruasinya biasanya lancar setiap bulan, bahkan ada efeknya dia itu mentruasinya lebih banyak,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, apabila saat pemasangan IUD benangnya tidak terlalu pendek, bisa dikontrol sendiri sebagai orang awam.
Kendati demikian, penggunan KB IUD tidak dapat dipungkiri memiliki efek samping yang bisa saja muncul.
Baca Juga: Sering Nyeri Perut di Bagian Bawah Saat Menggunakan KB IUD, Normalkah? Begini Kata Ahli
Bidan Devi mengungkapkan bahwa efek samping dari penggunaan KB IUD ini mulai dari timbulnya rasa nyeri hingga mentruasi yang biasanya lebih banyak.
“Kadang-kadang ada beberapa orang yang menstruasinya memang belum lancar banget, tapi setelah pemasangan ada timbul spotting atau timbul bercak darah,” jelas bidan yang aktif bekerja di Puskesmas Panongan, Tanggerang.
Hal ini lantaran IUD membutuhkan adaptasi di dalam vagina tapi kondisi ini tidak berlangsung begitu lama hanya sekitar 1-3 bulan saja, berbeda-beda setiap orang.
“Jika pemasangannya tidak dilakukan dengan benar, tidak dilakukan dengan APD yang bagus, kadang ada yang bisa mengakibatkan infeksi vagina,” tambah Bidan Devi.
Apalagi, saat menstruasi yang lebih banyak, perempuan biasaya dianjurkan untuk mengganti pembalut minimal 4 jam atau lebih.
Namun karena beberapa kondisi, Moms tidak sempat karena kesibukan atau malas mengganti pembalut inilah yang menjadi masalah baru kemudian.
Bidan Devi menjelaskan bahwa kebiasaan tidak menjaga personal hygiene atau area kewanitaan dengan baik inilah yang dapat memicu keputihan dan infeksi lainnya.
“Menstruasi ganti pembalutnya minimal 4 jam sekali, kemudian saat mencebok pun harus benar ya. Harusnya dari atas ke bawah,” terang Bidan Devi.
“Efek samping dari keputihan mungkin dari personal hygiene si klien,” lanjutnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa KB IUD sebabkan keputihan dapat saja terjadi.
Apalagi, jika Moms tidak menjaga kebersihan area kewanitaan pasca melakukan pemasangan alat kontrasepsi ini.
Baca Juga: Memasang KB IUD Saat Menstruasi Apakan Aman? Begini Penjelasan Ahli
Bidan Devi menambahkan efek samping lainnya, yaitu berupa nyeri maupun kram saat pemasangan atau setelah pemasangan IUD.
Biasanya sebagai tenaga kesehatan, pasien diminta istirahat terlebih dahulu 5-10 tahun sambil diperiksa apakah merasakan keluhan nyeri atau tidak.
“Kalau misalkan sudah tidak nyeri, pasiennya duduk. Dan setelah pemasangan kita beri obat anti nyeri, antibiotik, amoksilin. Kalau si ibu tidak ada alergi,” ujar Bidan Devi.
Tapi Moms tidak perlu khawatir, Bidan Devi memiliki cara efektif mengatasi berbagai keluhan yang timbul sebagai efek samping dari KB IUD.
“Pakai kompres air hangat d imana area bawah perut yang merasa tidak nyaman bisa kompres air hangat, bisa minum obat pereda nyeri yang bisa dibeli dan dikonsultasikan di tenaga kesehatan,” beber Bidan Devi.
Selain itu, bagi Moms yang sudah terlatih titik akupresur bisa menggunakan titik akupresur yang berada di antara lekukan ibu jari dan telunjuk kurang lebih 30 kali dipijat lembut.
Selain itu, Bidan Devi mengingatkan setelah pemasangan KB IUD harus tetap kontrol. Terutama segera setelah merasakan tidak nyaman ketika berhubungan badan dengan suami.
Namun, apabila merasa baik-baik saja, boleh kontrol 1 bulan kemudian. Pada puskesmas, biasanya dilakukan kontrol pada 1 minggu setelah pemasangan, 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan.
Bidan Devi berpesan untuk Moms tidak perlu takut untuk pemasangan IUD, dengan memilih bidan yang nyaman.
“Pokoknya Ini adalah KB jangka panjang, ibu-ibu berhak untuk memilih karena hak memilih KB adalah di tangan ibu-ibu sekalian,” pungkas Bidan Devi.
Selain bekerja di Puskesmas, Bidan Devi juga membuka praktik mandiri PMB Devi I. Serta aktif di media sosialnya Instagram pada akun @devi.inggerianie memberikan edukasi seputar kehamilan, persalinan, dan lainnya.
Baca Juga: Para Wanita Wajib Tahu, Inilah Manfaat Utama dan Efek Samping KB IUD
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR