Nakita.id - Tentunya anak perlu diajari untuk menggosok gigi namun kapan atau usia berapa anak bisa diajarkan menggosok gigi dan bagaimana mengajarinya sering tidak diketahui orangtua.
Memang mengajarkan menggosok gigi pada anak menjadi penting karena menggosok gigi akan menjaga gigi dan rongga mulut tetap bersih dan sehat.
Bila kita tak menggosok gigi setelah makan, sisa-sisa makanan akan tinggal lama di dalamnya sehingga kuman-kuman pun tumbuh subur dan mengiritasi jaringan; bisa ke gigi, gusi, lidah atau sekitar mulut, yang akhirnya menyebabkan infeksi.
Infeksi di mulut biasanya merupakan sumber penyakit dalam jangka panjang.
Jadi, kapan anak bisa diajarkan menggosok gigi?
Yang jelas, sejak si kecil baru lahir, kesehatan mulut dan giginya (baca: gusi) harus diperhatikan.
Setiap kali si kecil usai menyusu, beri minum air putih.
Atau, gunakan kapas steril yang dibasahi air hangat untuk membersihkan lidah, gusi, dan jaringan sekitar mulutnya.
Setelah si bayi agak besar dan gusinya sudah lebih kuat, bisa digunakan kain kasa steril.
Caranya, kain kasa dililitkan di telunjuk, lalu celupkan ke dalam air hangat agar lembut, kemudian barulah digunakan untuk membersihkan gusi, lidah dan sekitar mulut.
Akhiri dengan proses pembilasan lewat pemberian air mineral pada bayi.
Setelah si kecil bertumbuh giginya (biasanya terjadi di usia 6 bulan tapi ada juga yang baru mengalaminya di usia setahun), kita dapat membersihkan gigi-gigi mungilnya dengan menggunakan sikat gigi khusus untuk bayi (sikat giginya dimasukkan ke dalam jari telunjuk kita).
Selanjutnya, mulai usia setahun, si kecil sudah bisa diperkenalkan dengan sikat gigi mini yang lembut dan cocok untuknya.
Selain karena anak sudah memiliki sekitar 6-8 buah gigi susu, ia pun biasanya sudah mampu berdiri kokoh.
Hanya saja, mengajari anak menggosok gigi tak semudah mengajarinya mandi sendiri.
Yang harus diingat, jangan memaksa anak saat mengajarinya menggosok gigi.
Mengajarkan gosok gigi pada anak juga bisa dilakukan dalam bentuk permainan, semisal main sikat-sikatan.
Si kecil menggosok gigi ibu/ayah sementara ibu/ayah menggosok gigi si kecil.
Tapi contoh langsung dari orang tua adalah cara yang paling efektif. Misalnya, setiap habis makan, ajaklah anak menggosok gigi, “Yuk kita gosok gigi.” Dengan demikian anak pun akan terpancing untuk mau menggosok gigi.
Jika dilakukan terus-menerus, maka kegiatan ini akan menetap dan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan itulah yang menyebabkan anak terkondisikan giginya senantiasa bersih.
Yang terpenting adalah instingnya kita asah karena dengan cara ini, secara naluriah anak akan merasa tak enak jika sesudah bangun pagi atau sebelum tidur tidak menggosok gigi.
Baca Juga: Bebas Tanpa Biaya! Ini Syarat dan Cara Membersihkan Karang Gigi Gratis Pakai BPJS Kesehatan
Rutinitas ini juga akan membantu anak untuk bisa menyikat gigi dengan baik dan benar, yaitu gigi bersih dan bebas dari kotoran serta plak.
Dan juga proses pembersihannya tidak merusak gusi atau email gigi.
Kalau segala cara sudah dilakukan dan tetap tak mempan juga, dengan kata lain anak tetap menolak sikat gigi, orang tua harus sedikit tega untuk “memaksanya”.
Namun dengan catatan, cara memaksanya haruslah menyenangkan, sehingga membuat anak tak merasa dipaksa.
Misal, sambil menyikat gigi, orang tua mencoba untuk mengalihkan perhatian anak dengan mendongeng, sehingga anak lebih terkonsentrasi pada cerita tersebut daripada aktivitas gosok giginya.
Jangan sampai pemaksaan tersebut sedemikian rupa hingga membuat mulutnya terluka lantaran terbentur sikat gigi dan kesakitan.
Bila hal itu sampai terjadi, anak akan trauma dan tak mau gosok gigi lagi.
Padahal dia sedang belajar menumbuhkan kemuannya dan bukan paksaan jelas lebih baik.
Seperti halnya orang dewasa, anak juga tak akan mau dipaksa.
Kalaupun ia mau, paling hanya sesaat.
Itu pun mungkin karena takut dimarahi orang tua. (Sumber: Tabloid Nakita)
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR