Nakita.id - Bayi muntah tentu merupakan hal yang membuat Moms khawatir.
Apalagi kalau bayi muntah menyembur dan kadang disertai darah sehingga Moms segera mencari obat untuk menanganinya.
Sebenarnya muntah juga bisa merupakan gejala suatu penyakit.
Saat bayi atau anak mengalami radang tenggorokan, misal, umumnya amandel (tonsil) ikut membesar sehingga ia jadi sulit menelan dan bisa menimbulkan refleks muntah.
Begitu pula bila bayi mengalami infeksi pada saluran cerna.
Contohnya, saat terjadi infeksi kuman di saluran pencernaan yang menimbulkan banyak gas sebagai hasil metabolisme kuman dalam usus.
Akibatnya, bayi sering bersendawa, buang angin, dan terangsang untuk muntah.
Bahkan, muntah juga bisa menjadi pertanda anak terkena penyakit yang menyerang susunan saraf pusat.
Sebaiknya Moms jangan sepelekan muntah dan waspadai muntah apabila terdapat tanda-tanda berikut ini!
Sehabis makan/menyusu, anak muntah dan muntahnya berwarna hijau tua.
Ini menunjukkan ada kelainan pada saluran pencernaan anak, yakni ada sumbatan di bawah usus halus. Warna hijau tua pada muntah merupakan cairan dari empedu yang keluar.
Baca Juga: Jangan Panik Moms! Berikut Obat Tradisional untuk Bayi Tumbuh Gigi, Si Kecil Anti Rewel
Baik makan atau tidak makan, anak mengelurkan muntah yang menyembur seperti air mancur.
Hal ini menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf pusat di otak anak.
Biasanya terjadi jika anak habis terjatuh.
Jika hanya berupa bercak, berarti ada streching (luka di tenggorokan).
Tapi jika muntahnya berwarna merah segar dan byor-byor-an, bisa dicurigai ada pembuluh darah yang pecah.
Jika darahnya berwarna hitam, berarti ada darah di lambung. Kadang anak mimisan dan darahnya tertelan sampai ke lambung. Hal ini menimbulkan rasa tak enak, sehingga si anak refleks untuk muntah.
Perdarahan yang banyak sangat berbahaya, karena menurunkan kadar hemoglobin sehingga anak kekurangan butir darah dalam pembuluh darah.
Ini pertanda keracunan makanan dan hati-hati, bayi bisa mengalami dehidrasi berat.
Pasalnya, selain muntah, bayi juga mengalami diare.
Jadi, cairan yang masuk, bukan hanya keluar lagi melalui mulut tetapi juga dubur.
Praktis, tak ada cairan sama sekali yang diserap oleh tubuh.
Baca Juga: Obat Bayi Diare, Ketahui Penyebab dan Cara Mendeteksinya Lebih Dulu
Usahakan agar muntah dapat dikeluarkan.
Posisi tubuh diatur membungkuk agar muntah keluar dengan mudah.
Ini penting untuk diperhatikan agar jangan sampai karena berusaha menahan muntah, malah berakibat muntahannya masuk ke saluran pernapasan. Masalahnya akan lebih berat.
Selesai muntah, bersihkan rongga mulut dari sisa muntahan, misalnya dengan kumur-kumur lalu minum air putih secukupnya, sekitar 10 ml/kg berat badan setiap muntah.
Jika bayi/anak tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan. Ini berbahaya! Lebih bahaya lagi jika bayi/anak tersedak susu/makanan yang sudah masuk ke lambung, karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini yang terjadi, segera bawa anak ke dokter
Bila muntah terjadi setiap kali bayi/anak diberi minuman dan makanan, berarti kondisinya cukup serius.
Dikhawatirkan, akibat muntah-muntah yang dialami, bayi/anak tak mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Muntah juga bisa keluar dari hidung. Tapi tak usah cemas. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan.
Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
Setiap kali bayi/anak muntah, selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah, segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau diberdirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
Usai muntah, jangan langsung disusui atau diberi makan lagi, tetapi beri jarak waktu sekitar setengah jam. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Obat Bayi Batuk Pilek yang Disertai Napas Cepat dan Sesak
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR