Nakita.id - Mengambil barang yang bukan milik kita tanpa izin tentu adalah perbuatan yang tidak dibenarkan.
Namun itu terjadi dalam kehidupan, termasuk anak kecil usia balita yang kerap mengambil barang milik orang lain.
Apabila kita melihatnya dilihat dalam konteks dewasa, seseorang yang mengambil benda yang bukan miliknya, berarti mencuri.
Namun, untuk anak balita tidak bisa disamakan dengan apa yang dilakukan orang dewasa.
Sebab saat ia menyukai sesuatu, ia berusaha untuk memiliki meski itu punya temannya.
Mengambil milik orang lain tanpa izin yang dilakukan oleh balita juga tidak masuk dalam kategori kleptomania (mengambil milik orang lain untuk kesenangan pribadi).
Sebab, kleptomania umumnya terdeteksi di usia praremaja.
Meski wajar, tentu perilaku anak harus dikoreksi.
Pemahaman bahwa mengambil milik orang lain tidak boleh dilakukan karena itu sama dengan mencuri perlu ditekankan anak.
Untuk itu jika si kecil tampak mengambil milik orang lain (sekecil apa pun benda itu), ingatkan ia segera.
Pembiaran dikhawatirkan akan membuat anak menyangka bahwa mengambil milik orang adalah perbuatan sah dan boleh dilakukan.
Kebiasaan ini dikhawatirkan bisa terbawa hingga anak besar.
Berikut langkah-langkah yang orangtua perlu lakukan saat memergoki anak mengambil barang milik orang lain:
Tak perlu memarahi, ingat hal ini dilakukan karena anak belum memahami konsep kepemilikan dengan baik.
Tugas kitalah untuk menjelaskan dengan sabar dan mengarahkannya agar kejadian itu tidak terulang kembali.
Saat ia mengambil barang milik temannya, anak perlu segera diingatkan sehingga penjelasan ini akan melatih anak untuk berempati.
Anak perlu tahu bahwa ia harus meminta izin sebelum meminjam benda milik temannya.
Berikan juga pengertian bahwa dengan meminjam berarti ia harus bertanggung jawab dengan menjaga mainan agar tidak rusak dan dengan meminjam pun berarti ia harus mengembalikan barang itu pada si teman.
Berikan pemahaman pada anak perbedaan antara “ini milik kamu” dan “ini milik saya.”
Ketika anak dibelikan mainan baru, jelaskan bahwa itu miliknya dan ia harus merawat, memelihara, dan memainkannya dengan baik.
Sebaliknya, saat melihat anak mengambil mobil-mobilan temannya, katakan bahwa itu bukan miliknya dan ajari ia untuk mengembalikan sehingga lambat laun anak akan memahami benda-benda mana yang memang miliknya dan mana yang bukan.
Miliknya boleh dimainkan sepuasnya, sementara yang bukan perlu dikembalikan jika meminjamnya. (Sumber: Tabloid Nakita)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR