Asfiksia berkategori berat bisa membuat tumbuh kembang anak terganggu.
Dampaknya, bayi mengalami keterlambatan perkembangan motorik.
Jika pada umumnya bayi sudah bisa tengkurap di usia 3 bulan, misal, maka sampai umur 6 bulan ia belum mampu melakukannya.
Kemungkinan terburuk, bayi mengalami keterbelakangan mental.
Namun, jika asfiksianya masuk kategori sedang dan cepat ditangani, tumbuh kembangnya tak terganggu.
Sebaliknya, proses persalinan juga bisa terjadi sangat cepat jika kontraksi rahim terlalu kuat dan terdapat kelainan struktur anatomi jalan lahir bagian bawah.
Mestinya pembukaan jalan lahir terjadi sedikit-sedikit, sekitar 1 cm per jam, tapi pada persalinan cepat, kemampuan otot dan jaringan untuk menahan regangan sangat rendah hingga bayi keluar terlalu dini. Persalinan dianggap cepat kalau prosesnya makan waktu kurang dari 2 jam.
Akibat kontraksi rahim yang berlangsung sangat cepat, yakni cuma berselang 1 menit atau terus-menerus, janin tak sempat memperoleh oksigen.
Kondisi ini bisa berakhir dengan kematian. Risiko lain, perdarahan di otak karena kepala bayi mendapat tekanan luar biasa saat melewati jalan lahir yang belum membuka sempurna.
Kerusakan otak bisa juga terjadi jika akibat lahir cepat bayi ternyata belum siap bernapas melalui paru-paru. Kondisi ini menyebabkan pengurangan oksigen yang abnormal dari dalam jaringan tubuh (anoksia), termasuk dari jaringan otak.
Seberapa besar kerusakan otak dan apakah sifatnya sementara atau menetap, baru bisa terlihat berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah lahir. Ditambah lagi, parah tidaknya efek ini tergantung pada berapa berat dan berapa lama bayi mengalami kekurangan oksigen. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Selain Fisik dan Mental, 5 Persiapan Ini juga Harus Bumil Lakukan Sebelum Hari Persalinan Tiba
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR