Nakita.id - Bagi Moms yang sedang hamil dan menantikan masa persalinan perlu mengetahui 2 masalah persalinan yang umum muncul.
Kedua masalah persalinan itu adalah persalinan cepat dan persalinan macet.
Seperti apa persalinan lama dan persalinan cepat itu dan apa dampaknya?
Persalinan lama dan cepat membahayakan bayi.
Pasalnya, pada kedua jenis persalinan ini, bayi bisa kekurangan oksigen.
Umumnya, proses persalinan dianggap wajar jika jarak dari kontraksi paling awal hingga terbukanya jalan lahir secara sempurna berlangsung antara 2 sampai 24 jam.
Pada persalinan lama, prosesnya berlangsung lebih dari 24 jam untuk ibu yang baru pertama kali hamil (primigravida) atau lebih dari 18 jam bagi ibu yang sebelumnya pernah hamil (multigravida).
Hal ini akan berdampak buruk, yakni menimbulkan penyulit pada janin.
Antara lain, ia mengalami stres, dehidrasi, infeksi, dan bahkan kematian.
Pada kasus di mana bayi tak kunjung lahir sementara ketuban sudah pecah dan ibu sudah mengejan, terjadi pemampatan pembuluh darah ibu ke janin.
Akibatnya, janin tak mendapatkan suplai darah yang cukup, hingga ia lahir dengan kondisi asfiksia (keadaan yang disebabkan terganggunya pengiriman oksigen ke darah).
Baca Juga: Daftar Rincian Biaya Melahirkan Secara Caesar di Puskesmas, Murah atau Mahal Ya?
Asfiksia berkategori berat bisa membuat tumbuh kembang anak terganggu.
Dampaknya, bayi mengalami keterlambatan perkembangan motorik.
Jika pada umumnya bayi sudah bisa tengkurap di usia 3 bulan, misal, maka sampai umur 6 bulan ia belum mampu melakukannya.
Kemungkinan terburuk, bayi mengalami keterbelakangan mental.
Namun, jika asfiksianya masuk kategori sedang dan cepat ditangani, tumbuh kembangnya tak terganggu.
Sebaliknya, proses persalinan juga bisa terjadi sangat cepat jika kontraksi rahim terlalu kuat dan terdapat kelainan struktur anatomi jalan lahir bagian bawah.
Mestinya pembukaan jalan lahir terjadi sedikit-sedikit, sekitar 1 cm per jam, tapi pada persalinan cepat, kemampuan otot dan jaringan untuk menahan regangan sangat rendah hingga bayi keluar terlalu dini. Persalinan dianggap cepat kalau prosesnya makan waktu kurang dari 2 jam.
Akibat kontraksi rahim yang berlangsung sangat cepat, yakni cuma berselang 1 menit atau terus-menerus, janin tak sempat memperoleh oksigen.
Kondisi ini bisa berakhir dengan kematian. Risiko lain, perdarahan di otak karena kepala bayi mendapat tekanan luar biasa saat melewati jalan lahir yang belum membuka sempurna.
Kerusakan otak bisa juga terjadi jika akibat lahir cepat bayi ternyata belum siap bernapas melalui paru-paru. Kondisi ini menyebabkan pengurangan oksigen yang abnormal dari dalam jaringan tubuh (anoksia), termasuk dari jaringan otak.
Seberapa besar kerusakan otak dan apakah sifatnya sementara atau menetap, baru bisa terlihat berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah lahir. Ditambah lagi, parah tidaknya efek ini tergantung pada berapa berat dan berapa lama bayi mengalami kekurangan oksigen. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Selain Fisik dan Mental, 5 Persiapan Ini juga Harus Bumil Lakukan Sebelum Hari Persalinan Tiba
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR