Nakita.id - Biasanya orangtua menganggap masalah mata pada anak yang perlu dikhawatirkan adalah mata minus.
Namun masalah mata lainnya yang perlu dikhawatirkan adalah mata malas pada anak sehingga orangtua perlu tahu cara mengatasinya.
Seringkali kelainan mata ini tak terdeteksi dan ketahuannya secara kebetulan.
Orang tua harus jeli melihat perilaku anaknya.
Si anak sendiri tak bakal tahu dan tak bisa mengeluhkan bila ada mata malas.
Kalau dilihat, gejala klinisnya sama seperti halnya gangguan penglihatan.
Misal, anak senang sekali menonton TV dalam jarak dekat.
Bila dijauhkan dari TV, ia akan bereaksi marah, menangis atau berontak.
Begitupun dengan membaca buku atau melihat gambar.
Bisa juga, misal, kala nonton, ia menyipitkan matanya bahkan sampai kepalanya miring-miring. Kalau sudah begitu, harus dicurigai ada gangguan penglihatan.
Gangguan penglihatan pada anak ini seringkali disertai mata malas atau amblyopia atau lazy eyes.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Salep Obat Sakit Mata Bayi yang Aman dan Harga Terjangkau
Mata malas disebabkan gangguan sistem optik.
Nah, faktor yang jadi penyebab gangguan sistem optik, salah satunya juling.
Lainnya adalah kekeruhan pada kornea akibat penyakit infeksi tertentu atau katarak kongenital (katarak sejak bayi lahir), dan kelainan refraktif.
Untuk yang disebut terakhir, yang sangat berpotensial menjadi mata malas adalah kelainan refraktif yang hipermetropia (rabun dekat), astigmatisme (melihatnya buram dan fokusnya terpecah dua), atau gabungan miopia (rabun jauh)-astigmatisme dan hipermetropia-astigmatisme.
Berat-ringannya mata malas diukur/ditentukan oleh kemampuan melihat atau tajam penglihatan maksimal dari mata tersebut.
Bila penglihatannya makin buruk, berarti mata malasnya tergolong berat. Selain juga dipengaruhi berat-ringan penyebabnya. Makin berat gangguan penglihatannya, makin berat pula mata malasnya.
Mata malas bisa diatasi/diobati bila dijumpai pada usia balita. Tapi bila di usia 10 tahun, misal, baru ketahuan, maka tak ada gunanya karena sistem penglihatannya sudah tak ada perkembangan lagi.
Jadi, kalau mata malas diketahui di usia dini dan diatasi penyebabnya, maka kemampuan melihat yang tadinya hanya 75 persen, misal, masih bisa mencapai 100 persen, dan mata malasnya pun hilang.
Bila kondisi mata malas tak diobati bukan berarti nantinya buta, tapi akan tetap punya mata malas sampai kapanpun.
Karena itulah, penanganan mata malas harus dilakukan sedini mungkin, dengan pengobatan atau treatment yang tepat.
Ada dua hal penting dalam pengobatan mata malas, yaitu menghilangkan dulu faktor penyebabnya dan memaksa mata yang malas untuk bekerja secara maksimal serta optimal. (Sumber: Tabloid Nakita)
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR