Nakita.id - Kecukupan cairan dalam tubuh sering disepelekan karena umumnya fokus lebih diutamakan pada kecukupan makanan.
Akan tetapi, ibu hamil perlu tahu bahaya yang mengancam kalau kekurangan cairan.
Meski air/cairan tak berfungsi secara khusus dalam kehamilan, tapi kekurangan cairan tetap saja akan membahayakan janin.
Air/cairan merupakan komponen penting dalam tubuh kita karena reaksi biokimiawi dalam tubuh terjadi lewat media air.
Jadi, cairan merupakan pelarut zat-zat gizi yang berada dalam tubuh.
Melalui keringat, air mengeluarkan kelebihan panas dalam tubuh; melalui ginjal, air merupakan perantara untuk mengeluarkan racun yang ada dari tubuh kita.
Selain itu, cairan merupakan bahan penting dalam pengolahan zat makanan dan metabolisme zat gizi di dalam tubuh.
Juga, dengan ada cairan, suhu tubuh dapat dipertahankan normal, yaitu antara 36-37,5 derajat Celcius.
Bagi ibu hamil, air tak berfungsi secara khusus untuk kehamilan maupun janin.
Hanya memang, dalam tubuh wanita hamil terjadi pencairan darah (hemodilusi) yang disebabkan meningkatnya jumlah air dalam tubuh oleh pengaruh hormon.
Kendati demikian, tak disebutkan ada peningkatan kebutuhan cairan pada ibu hamil. Yang jelas, orang dewasa umumnya butuh cairan 2000-2400 ml/hari.
Baca Juga: Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Tanpa Obat, Memijat 4 Bagian Tubuh Ini Ternyata Menjadi Rahasianya
Bila seseorang, termasuk ibu hamil, kekurangan cairan sampai 5 persen dari kebutuhan cairan tubuh, ia akan lemas.
Bila kurangnya hingga 7-10 persen, terjadi peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi karena tubuh tak dapat mengeluarkan panas melalui keringat, hingga yang bersangkutan dapat mengalami pingsan, bahkan sampai koma (heat stroke).
Selain, menyebabkan tekanan darah menurun karena pasokan darah ke organ-organ tubuh berkurang, hingga organ-organ tubuh dan otak kekurangan oksigen serta zat gizi.
Di tingkat ringan, kekurangan cairan tak berdampak pada janin karena tubuh ibu pada prinsipnya berusaha melindungi janin.
Lain hal jika kekurangannya sangat parah, bayi yang dilahirkan bisa kekurangan cairan, juga beratnya akan berkurang dan kulitnya keriput.
Apalagi jika sampai terjadi heat stroke, memang awalnya janin masih dapat terlindungi karena cairan dikonsentrasikan untuknya.
Tapi jika si ibu sampai tak tertolong tentu janin pun akan meninggal.
Biasanya heat stroke terjadi di daerah yang panas sekali atau pabrik yang sangat panas.
Adapun penyebab ibu hamil kekurangan cairan, antara lain: muntah-muntah berat yang biasa terjadi di awal kehamilan/trimester pertama dan diare.
Untuk mengatasinya, ibu hamil harus minum sedikit-sedikit tapi sering.
Bila cara ini tak berhasil, si ibu harus diberikan cairan melalui infus. (Sumber: Tabloid Nakita)
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR