Nakita.id - Memang bagi kita orang Indonesia, terasa aneh kalau kita tidak makan nasi.
Meskipun demikian, zaman sekarang ini sudah banyak orang mengganti nasi dengan bahan makananan lain.
Akan tetapi bolehkah anak kita yang masih dalam masa pertumbuhan tidak makan nasi namun mengonsumsi bahan makanan lain sebagai pengganti nasi?
Banyak bahan penukar nasi yang sama-sama merupakan sumber karbohidrat.
Namun, tetap perlu dicari penyebabnya bila si kecil tak mau makan nasi.
Cukup sering para ibu mengeluhkan anaknya yang tak mau makan nasi, misalnya ia hanya mau makan mi atau bubur instan.
Jadi sebetulnya si kecil tak sulit makan, hanya saja dia tak mau makan nasi ataupun nasi tim, padahal umurnya hampir 2 tahun.
Sebetulnya ada dua hal utama yang menjadi penyebab anak tak mau makan nasi. Pertama, karena pengaruh proses makannya.
Ia belum terbiasa dengan makanan padat seperti nasi karena terlambat atau tak diajarkan melalui fase pemberian makanan dari cair ke semi padat, lalu ke padat.
Akibatnya, anak tak terlatih untuk mengunyah, menggerakkan lidahnya sampai menelan makan, sementara orang tua pun membiarkannya saja. Padahal makan itu sendiri merupakan suatu keterampilan.
Jika anak tak dilatih seperti itu, maka dia hanya langsung menelan makanannya. Tak heran, bila kemudian ada anak yang menolak makanan padat seperti nasi. Ia lebih suka makanan yang cair semisal bubur instan atau bahkan susu saja.
Baca Juga: Anak Muntah Makan Nasi, Kenali Faktor Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kedua, anak tersebut pada dasarnya memang tak suka nasi. Alasannya bisa tak jelas karena menyangkut selera atau mungkin sedang bosan.
Toh, ketika dicoba makanan pengganti nasi seperti mi, roti, atau kentang, ia mau-mau saja. Jika demikian yang terjadi, orang tua dituntut lebih kreatif dalam menyajikan makanan untuk buah hatinya.
Coba, ingat-ingat, siapa tahu untuknya hanya disajikan makanan dengan lauk yang itu-itu saja dan rasanya pun itu-itu terus. Padahal anak usia batita yang sudah mengenal makanan padat, tentu sudah bisa memilih dan menentukan makanan yang disukainya.
Namun, karena dia belum bisa menjelaskan apa yang diinginkannya, akhirnya ia cuma bisa menolaknya, terkesan tak suka makan nasi, atau tampak sulit makannya.
Mengenai berlanjut tidaknya keengganan makan nasi sampai dewasa, hal itu sangat tergantung pada anak sendiri. Kalau alasannya bosan, maka penolakannya terhadap nasi hanya berifat temporer atau sementara. Suatu ketika, kalau bosannya hilang, ia pun akan kembali makan nasi.
Tapi, ada juga, lo, anak yang pada dasarnya tak suka makan nasi. Biarpun sudah diolah rasa dan bentuknya sedemikian rupa, dia tetap tak mau.
Nah, jika memang tidak suka, bisa saja ia tak makan nasi sampai dewasa atau bahkan seumur hidup.
Kalau memang demikian, ya, sudah, tak perlu terlalu dipermasalahkan lagi, karena perilaku anak yang tak mau makan nasi ini wajar saja. Tak perlu terlalu dirisaukan.
Selama sumber karbohidratnya diganti, maka tak ada masalah bila anak tak mau makan nasi. Asalkan, dia mau menyantapnya.
Cuma, pada umumnya orang Indonesia merasa belum makan kalau belum bertemu nasi. Padahal anak-anak di negara Barat, makanan pokoknya pun roti, kentang, atau makaroni saja, bukan nasi.
Begitu pun anak di belahan dunia lain, makanan pokoknya mi, jagung, sagu, umbi-umbian, dan lainnya. (Sumber: Tabloid Nakita)
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR