Acara webinar ini turut dihadiri oleh masyarakat umum dari berbagai kalangan.
Termasuk, para orangtua dan keluarga, komunitas orangtua dan/atau ibu-ibu, mahasiswa dan pelajar, kalangan akademisi, organisasi pasien dan NGO yang bergerak di ranah kesehatan jiwa, media, dan karyawan swasta.
Acara webinar ini kemudian dibuka oleh drg. Vensya Sitohang, M.Epid selaku Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang memberikan kata sambutan.
“Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 September bertujuan untuk meningkatkan kesadaran seluruh warga dunia akan pentingnya menjaga kesehatan jiwa untuk mencegah pikiran atau tindakan bunuh diri,” ucap drg. Vensya dalam kata sambutannya.
“Bunuh diri dapat dicegah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan bunuh diri yang komprehensif melibatkan peran serta berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat,” lanjutnya menyampaikan.
Tak hanya itu, dr. Rospita Dian selaku Head of Medical Affairs PT Johnson & Johnson Indonesia menambahkan, “Sebagai suatu penyakit, gangguan depresi mayor dengan pikiran hingga perilaku bunuh diri dapat ditangani dengan benar oleh tenaga medis atau tenaga kesehatan jiwa profesional.”
“Selain itu, keluarga dan pendamping berperan penting dalam kesembuhan pasien,” lanjut dr. Rospita menyampaikan.
Sebagai pembuka, dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ, Ratih Ibrahim, MM, Psikolog, dan Prof. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.App.Sc hadir sebagai pembicara yang masing-masing berbicara tentang perawatan untuk pasien yang depresi, cara mengetahui depresi pada diri sendiri, serta peran perawat dalam menangani pasien yang depresi.
Juga, mengundang 4 orang panelis dan moderator dari berbagai kalangan, yakni seperti Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ, Benny Prawira, M.Psi, P. Tri Agung Kristanto, dan Nurul Eka H.
Tak hanya itu, Devy Yheanne selaku Communications & Public Affairs Leader of Johnson & Johnson Pharmaceutical Indonesia & Malaysia menjelaskan, sangat penting untuk memberikan edukasi pada masyarakat awam untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Gangguan Depresi Mayor (Major Depressive Disorder/MDD) dengan keinginan untuk bunuh diri.
“Sehingga, dapat menurunkan stigma negatif di masyarakat, agar lebih banyak pasien yang berani untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional di bidang kesehatan jiwa,” harap Devy.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR