Sebagai informasi, data di Kepolisian mencatat pada tahun 2020 lalu, terdapat 671 kasus kematian akibat bunuh diri.
Sebaliknya, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 mencatat, tak kurang dari 5.787 korban bunuh diri dan percobaan bunuh diri.
Beberapa faktor yang mendorong orang melakukan bunuh diri ini diantaranya seperti masalah keluarga, keuangan, serta kesepian.
Demikian laporan survey yang dilakukan Kementerian Kesehatan bersama Emotional Health for All Foundation (EHFA) dan WHO.
Jumlah yang terungkap di masyarakat ini hanyalah bagian kecil dari kejadian bunuh diri sesungguhnya.
Angka kejadian bunuh diri di Indonesia yang sesungguhnya bisa diperkirakan lebih dari 300%, atau minimal empat kali lipat dari yang dilaporkan.
Apalagi, dengan adanya pandemi Covid-19 yang bisa saja menambah jumlah kasus bunuh diri di Indonesia, juga dunia.
Selain itu, tindakan bunuh diri juga dilakukan masyarakat yang mengalami tekanan ekonomi akibat pandemi.
Hidup memang seringkali sangat sulit bagi sebagian besar orang bahkan sampai membuat stres. Akan tetapi, kematian tak pernah menjadi jawabannya.
Jika merasa kesulitan secara mental dan berkecenderungan untuk bunuh diri, langsung hubungi dokter kesehatan jiwa di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Juga, menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021-9696-9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR