Pandangan Islam terhadap Rebo Wekasan
Dilansir dari Tribunnews, hukum meyakini datangnya malatepaka pernah disampaikan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hadist di atas menunjukkan bahwa orang-orang Jahiliyah meyakini adanya matapetaka di bulan Safar.
Nabi Muhammad SAW kemudian membatalkan hal tersebut.
Meyakini terjadinya malapetaka di bulan Safar merupakan jenis thiyarah atau meyakini pertanda buruk yang dilarang oleh Allah.
Ulama juga menegaskan kalau terdapat niat salat tersendiri untuk Rebo Wekasan, maka hukumnya tidak boleh.
Tapi, jika niatnya beribadah sunah atau salat hajat, maka hal tersebut dibolehkan.
Sementara doa untuk menolak malapetaka di Rebo Wekasan jelas tidak boleh.
Doa yang boleh dipanjatkan adalah niat memohon perlindungan kepada Allah secara umum, tanpa ada embel-embel Rebo Wekasan.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR