Nakita.id - Berikut pengertian tentang kontrasepsi pada pria dan wanita.
Memahami tentang apa itu kontrasepsi pada pria dan wanita merupakan suatu hal yang penting bagi para pasangan.
Tanpa pemahaman yang mempuni soal apa itu kontrasepsi pada pria dan wanita akan menjadi sulit seorang Moms dan Dads memiliki keluarga yang sehat.
Kontrasepsi atau KB merupakan program keluarga berencana yang memang dicanangkan pemerintah.
Fungsi dari alat kontrasepsi sendiri tentu saja untuk mencegah terjadinya kehamilan Moms.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara yang penduduknya sangat banyak.
Di tengah jumlah penduduk yang banyak, angka kematian ibu dan anak juga sangat tinggi.
Selain itu, anak-anak yang lahir juga banyak yang mengalami kekurangan gizi ataupun stunting.
Hal-hal tersebut bisa terjadi lantaran kehamilan yang dijalani tidak penuh persiapan.
Banyak wanita Indonesia yang hamil bukan karena keinginannya melainkan akibat kebobolan.
Di situlah peran kontrasepsi dibutuhkan Moms untuk membuat segala kehamilan yang dijalani terencana dengan baik.
Jika kehamilan terencana dengan baik maka bayi yang ada di dalam kandungan Moms pun pertumbuhan dan perkembangannya akan baik.
Berbeda jika kehamilan yang dijalani di luar dari perencanaan maka Moms pun akan menjalaninya terasa begitu berat.
Menurut dr. Putri Deva Karimah, Sp.OG dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah, mengungkapkan bahwa kontrasepsi terdiri dari dua kata yakni kontra dan konsepsi.
Kontrasepsi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencegah sperma bertemu dengan sel telur wanita supaya tidak terjadi pembuahan.
"Kontrasepsi terdiri dari dua kata yaitu kontra dan konsepsi yang artinya adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan pencegahan pertemuan sel sperma dan sel telur," ungkap dr. Putri pada Nakita, Selasa (13/9/2022).
Intinya, kontrasepsi merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan pencegahan atau penundaan kehamilan.
"Jadi, metode kontrasepsi merupakan pencegahan dan penundaan kehamilan," sambungnya.
Sedangkan menurut drg. Kartini Rustandi, M.Kes selaku Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lansia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kontrasepsi merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Bisa dengan menggunakan obat ataupun alat-alat lainnya Moms.
"Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, bisa menggunakan obat atau alat-alat lain," ucap dr. Kartini pada Nakita.id, Senin (19/9/2022).
Jadi penting sekali para Moms dan Dads yang belum siap memiliki buah hati untuk melakukan pemasangan alat kontrasepsi.
Karena tidak semua pasangan siap memilki anak, ada beberapa yang memilih menunda untuk memiliki momongan karena berbagai hal.
Mulai dari keuangan yang belum memadai, fisik dan mental yang belum siap, hingga ada yang lebih fokus mengejar karier.
Memiliki anak atau tidak, tentu saja pilihan masing-masing Moms.
Namun memang, ketika memutuskan untuk memiliki anak, Moms dan Dads harus siap mengemban tanggung jawab yang luar biasa.
Jika belum siap akan hal itu maka penting sekali untuk menggunakan alat kontrasepsi Moms.
Saat ini, banyak sekali alat kontrasepsi pada wanita yang ada di Indonesia.
Alat kontrasepsi sebenernya, terbagi menjadi dua Moms. Yakni hormonal dan non hormonal.
Hormonal contohnya, Pil KB, suntik, implant, IUD Moms.
Sedangkan untuk non hormonal bisa juga menggunaka IUD atau spiral yang tanpa efek hormonal, dan juga tubektomi.
Menurut dr. Putri, setiap obat-obatan medis tentu saja memiliki efek samping tersendiri.
Misalnya, ketika Moms memilih untuk menggunakan IUD pemasangannya tentu akan dimasukan ke dalam rahim Moms.
Ketika ada benda masuk ke dalam tubuh pasti Moms pun butuh penyesuaian.
Tak heran, bila setelah melakukan pemasangan IUD Moms bisa mengalami beberapa efek samping. Seperti, timbulnya flek, kram, jumlah haid yang lebih banyak, dan sebagainya.
"Setiap alat dan obat medis tentu saja memiliki efek untuk setiap pasien itu sendiri. Misalnya, kontrasepsi yang non hormonal biasanya, pasien akan menggunakan IUD atau spiral. Nah, ketika menggunakan spiral kita menggunakan alat ke dalam rahim seorang ibu," ungkpad dr. Putri.
Tapi biasanya, efek samping tersebut akan timbul di 6 bulan - 1 tahun pertama saja Moms.
"Saat itu, pasti ada proses penerimaan dari badan pasien tersebut maka biasanya ada efeknya seperti timbulnya flek-flek, atau jumlah volume haid yang cukup banyak, rasa kram yang hilang dan timbul, umumnya, gejala tersebut akan timbul di 6 bulan – 1 tahun pertama,' sambungnya.
Sedangkan untuk kontrasepsi hormonal juga bisa datangkan efek tersendiri misalnya, mual ataupun perut kembung.
Tapi ada juga beberapa pasien yang justru tidak mengalami efek samping tersebut.
Jadi efek samping yang ditimbulkan dari alat kontrasepsi belum tentu dirasakan semua orang.
Semua tergantung dari kondisi tubuh masing-masing pasien Moms.
Alat kontrasepsi pada pria sendiri memang masih sangat terbatas Moms. Sejauh ini masih kondom dan juga vasektomi Moms.
Kondom sendiri bisa bekerja tidak optimal apabila pemasangannya salah atau kurang bersih. Selain itu, ada sebagian wanita yang justru alergi dengan kondom.
Baca Juga: Berikut Pemasangan Alat Kontrasepsi yang Dicover BPJS Menurut Kemenkes
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR