Nakita.id - Diet air putih yang diketahui dapat menurunkan berat badan hingga 30 kg dalam sebulan sebenarnya termasuk diet yang ekstrem.
Pasalnya, ketika menjalankan diet air putih Moms tidak diperbolehkan untuk makan sama sekali.
Minum pun hanya boleh minum air putih, sesuai namanya diet air putih.
Oleh sebab itu, tak sedikit ahli kesehatan yang tidak menyarankan diet ini untuk dilakukan.
Pasalnya, jika ingin menurunkan berat badan ada banyak pilihan diet lain yang bisa dilakukan dengan lebih aman dan sehat.
Salah satunya, intermitten fasting atau puasa intermiten, dimana Moms hanya makan pada waktu tertentu.
Puasa selama beberapa jam setiap hari atau makan hanya satu kali dalam beberapa hari dalam seminggu, dapat membantu tubuh Moms membakar lebih banyak lemak.
Bagaimana cara melakukan Intermittent Fasting?
Ada beberapa cara berbeda untuk melakukan puasa intermiten, tetapi semuanya didasarkan pada pemilihan waktu makan yang teratur.
Misalnya, Moms mungkin mencoba makan hanya selama periode delapan jam setiap hari dan berpuasa untuk sisanya.
Atau Moms juga bisa memilih untuk makan hanya satu kali sehari atau dua hari seminggu.
Ada banyak jadwal puasa intermiten yang berbeda.
Ketika bertahan berjam-jam tanpa makanan, tubuh akan menghabiskan simpanan gulanya dan mulai membakar lemak, ini disebut sebagai peralihan metabolisme.
"Puasa intermiten kontras dengan pola makan normal bagi kebanyakan orang, yang makan sepanjang jam bangun mereka," kata Mark Mattson, ahli kesehatan dari John Hopkins.
"Jika seseorang makan tiga kali sehari, ditambah camilan, dan mereka tidak berolahraga, maka setiap kali mereka makan, mereka menggunakan kalori itu dan tidak membakar simpanan lemak mereka," tambahnya.
Puasa intermiten bekerja dengan memperpanjang periode ketika tubuh telah membakar kalori yang dikonsumsi selama makan terakhir dan mulai membakar simpanan lemak yang ada.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa intermiten.
Setelah Moms mendapatkan lampu hijau, praktik puasa intermiten sebenarnya sederhana.
Moms dapat memilih pendekatan harian, yang membatasi makan harian menjadi satu periode enam hingga delapan jam setiap hari.
Misalnya, Moms dapat memilih untuk mencoba puasa 16/8: makan selama delapan jam dan puasa selama 16 jam.
Cara lain, yang dikenal sebagai pendekatan 5:2, melibatkan makan secara teratur lima hari seminggu.
Selama dua hari lainnya, Moms membatasi diri pada satu kali makan 500-600 kalori.
Periode yang lebih lama tanpa makanan, seperti diet air putih atau puasa selama 24, 36, 48 dan 72 jam, belum tentu lebih baik untuk dilakukan dan mungkin berbahaya.
Terlalu lama tanpa makan mungkin benar-benar mendorong tubuh untuk mulai menyimpan lebih banyak lemak sebagai respons terhadap kelaparan.
Penelitian Mattson menunjukkan bahwa dibutuhkan dua hingga empat minggu sebelum tubuh terbiasa dengan puasa intermiten.
Moms mungkin merasa lapar atau moody saat Moms mulai terbiasa dengan rutinitas baru.
Tapi, ketika berhasil melewati masa penyesuaian, Moms akan cenderung bertahan dengan proses ini, karena sudah merasa lebih baik.
Tertarik mencobanya, Moms?
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR