Nakita.id – Di masyarakat terdapat banyak mitos seputar mengubur ari-ari bayi dengan tanah.
Mengubur ari-ari bayi dengan tanah kental akan kepercayaan dan budaya yang melekat dengan suatu kepercayaan.
Hal ini yang kemudian menimbulkan berbagai mitos mengubur ari-ari bayi dengan tanah.
Lantas bagaimana cara mengetahu mitos dan fakta mengubur ari-ari dengan tanah?
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini Moms.
Setelah bayi lahir, ari-ari akan ikut dilepaskan dari tubuh mereka.
Hal ini lah yang sering menjadi perdebatan antara membuangnya atau menguburnya dengan tanah.
Sebenarnya tidak ada aturan yang mengharuskan memilih salah satu dari kedua cara tersebut.
Namun kepercayaan yang berkembang di masyarakat lebih memilih untuk mengubur ari-ari di tanah yang biasanya diikuti dengan prosesi tertentu.
Mengingat keberadaan ari-ari atau palsenta bayi ini memiliki tempat tertentu di masyarakat.
Mereka menganggap ari-ari sebagai saudara kembar bayi.
Baca Juga: Cara Merawat Ari-ari Bayi Sebelum Dikuburkan, Hanya Perlu Siapkan Bahan-bahan Dapur Berikut Ini
Hal ini karena fungsi ari-ari sebagai penghubung dengan ibu untuk mengirimkan nutrisi dan oksigen.
Plasenta atau ari-ari ini juga memberikan antibodi yang membentuk sistem kekebalan untuk infeksi tertentu.
Dapat dikatakan bahwa ari-ari merupakan jalur hidup bayi dan ibunya.
Tidak heran jika ari-ari begitu dihormati di masyarakat. Untuk itu cara perawatan dan penanganan ari-ari begitu sangat diperhatikan.
Mitos pun banyak bermunculan, lantas apakah semua hal yang selama ini berbedar mitos atau fakta?
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini mitos dan fakta mengubur ari-ari bayi dengan tanah.
Moms, mungkin sudah sering mendengar mitos ini berkali-kali yakni ari-ari harus dikubur di dekat rumah.
Seperti yang disinggung sebelumnya, ari-ari dianggap sebagai saudara kembar bayi.
Maka ketika mereka sudah selesai melakukan tugasnya, sebagai bentuk terima kasih, ia harus dikuburkan dengan baik.
Bahkan di beberapa budaya, mengatakan bahwa mengubur ari-ari di tanah melambang hubungan bayi dengan bumi.
Namun, faktanya ari-ari yang dikubur dengan tanah memiliki alasannya sendiri.
Ari-ari merupakan bagian dari tubuh manusia sehingga dengan dikubur di dalam tanah, hal ini tidak akan mengundang dan menarik bakteri dan hewan buas.
Untuk itu, mengubur ari-ari merupakan pilihan yang tepat alih-alih membuangnya.
Mitos lain yang berbedar adalah ketika mengubur ari-ari dalam tanah harus memberinya penerangan berupa lampu.
Hal ini karena kepercayaan yang menganggap lampu seperti peri penjaga si bayi.
Namun fakta dibalik adanya lampu di tempat dikuburnya ari-ari adalah sebagai penanda.
Bahwa orang-orang yang lewat di depan rumah tidak membuat keramaian yang dapat mengganggu bayi.
Sebagian orang menganggap bahwa tempat ari-ari dikubur harus diberikan rempah-rempah.
Rempah-rempah tersebut berupa salam, beras merah, dan rempah-rempah lainnya.
Perlakuan ini mungkin tidak berkenaan langsung dengan si bayi, namun memiliki makna filosofis tertentu.
Pemberian rempah-rempah memiliki makna bahwa kehadiran bayi dapat memberi aura positif bagi keluarga.
Namun selain itu, memberikan bahan-bahan seperti rempah juga dapat mengurangi risiko pembusukan saat ari-ari dikubur di tanah.
Baca Juga: Bolehkah Menyimpan Ari-ari? Demi Kesehatan Anak Diperbolehkan Tapi Harus Disimpan di Sini
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR