Nakita.id - Pandemi Covid-19 memberikan dampak sangat besar pada berbagai sektor kehidupan.
Selama 2 tahun pandemi dan masih berjalan sampai detik ini, banyak perubahan yang telah terjadi.
Secara cepat kita diminta untuk bisa segera beradaptasi dengan segala aktivitas yang dijalankan secara daring.
Salah satu sektor yang paling terdampak bagi orangtua dan anak-anak adalah bidang pendidikan.
Anak-anak terpaksa menghentikan kegiatan sekolah dan menjalani metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) demi menghindari penularan virus Covid-19 yang sangat masif.
Rupanya, perubahan besar-besaran dari metode belajar ini memiliki dampak psikologis pada orangtua dan juga anak-anak itu sendiri sebagai peserta didik.
Topik ini dibahas secara detail dalam Seminar Umum Nasional bertema 'Membangun Life Skill Menuju Keluarga yang Tangguh dan Tumbuh Bersama' yang digelar dalam rangka Dies Natalis ke-62 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Salah satu pembicara seminar, Fajriati M. Badrudin, S.Psi. Psikolog, memaparkan Data Konseling yang diambil dari aplikasi Sahabatku menunjukkan terjadinya peningkatan kasus kecemasan secara signifikan dari tahun 2020 ke tahun 2021, yaitu sebanyak 14%.
Pada tahun 2021 hingga Agustus 2022, pada remaja terjadi peningkatan kasus konflik dengan orangtua yang cukup besar. Sedangkan pada orangtua, kasus pengelolaan emosi-lah yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Tim Peneliti Panitia Dies Natalis ke -62 Fakultas Psikologi UI yang diketuai oleh Imam Santoso, S.Psi., Psikolog juga melakukan riset terkait kondisi pandemi pada 415 partisipan Orang tua dan 130 partisipan siswa.
Dari riset ditemukan bahwa sebagian besar partisipan orang tua dan anak memiliki kecemasan terkait PTM namun mereka masih bisa mengendalikannya.
Baca Juga: Tips Mengatasi Rasa Takut dan Cemas Jelang Persalinan dengan Teknik Relaksasi hingga Me Time
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR