Nakita.id – Sering menjadi pertanyaan ibu hamil, apakah berbahaya mengalami kontraksi setelah berhubungan intim?
Kontraksi hal yang umum terjadi bahkan dapat mengalami kontraksi setelah berhubungan intim.
Kendati demikian mengalami alami kontraksi setelah berhubungan intim seringkali menjadi kekhawatiran.
Pada kebanyakan kasus, setelah melakukan hubungan intim saat hamil dapat menyebabkan kram perut dan pendarahan.
Jika Moms mengalami hal ini, tetap tenang dan simak dulu penjelasan berikut ini.
Ketika Moms mulai merasakan kontraksi setelah berhubungan intim, jangan panik.
Berhubungan intim merupakan aktivitas yang memiliki risiko rendah pada kehamilan.
Dilansir dari Parents, kram ringan selama satu atau dua jam bukanlah hal yang aneh.
Hal ini karena orgasme dan prostaglandin dalam air mani dapat menyebabkan kontraksi rahim.
Berlaku juga apabila timbul bercak darah setelah berhubungan seks saat hamil.
Peningkatan aliran darah membuat pembuluh darah lebih rapuh di permukaan serviks, dan bisa sedikit berdarah jika penis bergesekan dengan serviks.
Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Kontraksi Kehamilan, Simak Arti Kontraksi Berikut Ini
Namun jika perdarahan seperti periode menstruasi hal ini perlu memerlukan bantuan medis karena plasenta bisa terlepas dari rahim.
Selain itu waspadai juga apabila terjadi cairan yang keluar karena dikhawatirkan air ketuban mungkin pecah atau bocor.
Selain itu, dalam What to Expect, sangat jarang kram setelah berhubungan seksual bisa menjadi kontraksi persalinan.
Kram dan kontraksi saat terjadi setelah berhubungan seks kapan saja selama kehamilan.
Tetapi mereka cenderung membuat rahim tidak nyaman ketika trimester kedua dan ketiga.
Kram setelah berhubungan seks di awal kehamilan dapat dikaitkan dengan implantasi, yaitu sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim.
Apabila kram satu sisi yang parah disertai pendarahan dan pusing bisa menjadi indikasi kehamilan ektopik.
Kram dengan pendarahan hebat, sakit punggung, dan tekanan panggul yang terasa seperti bayi menekan ke bawah.
Hal ini berpotensi menjadi tanda keguguran selama paruh pertama kehamilan.
Sementara, selama trimester kedua dan ketiga, kram setelah berhubungan seks bisa terasa lebih tidak nyaman karena rahim membesar dan memberi tekanan pada tulang, otot, dan ligamen di perut.
Kram dengan nyeri perut bagian bawah, gejala yang dikenal sebagai nyeri ligamen bundar, dapat dimulai pada minggu ke-14 dan menjadi lebih parah saat kehamilan berlanjut.
Kontraksi Braxton Hicks, yang merupakan cara tubuh mempersiapkan kelahiran selama trimester ketiga, dapat membuat kram setelah berhubungan seks menjadi pukulan ganda.
Untuk mengetahui cara mengobati kram dan kontraksi, pertama-tama harus mencari tahu persis mengapa hal itu terjadi. Perawatan akan bervariasi tergantung pada apa yang terjadi di balik kontraksi.
1. Cobalah untuk menemukan posisi yang mengurangi tekanan pada leher rahim dan hindari melakukan sesuatu yang menantang.
2. Kram setelah berhubungan seks seringkali bersifat sementara dan akan hilang begitu saja tanpa melakukan apa pun.
Jika rasa sakitnya tidak terlalu buruk, Moms bisa menunggu dan membiarkannya hilang dengan sendirinya.
3. Moms juga dapat menggunakan bantal untuk membantu mengurangi tekanan pada area tertentu di tubuh.
Bercak ringan, kram, dan sakit punggung sering kali dapat dikurangi dengan beristirahat dengan kaki terangkat dan minum cairan ekstra.
Jika pendarahan lebih seperti periode menstruasi dan kram menjadi lebih parah, segera hubungi dokter.
Terutama jika cukup rasa sakit yang berlipat ganda disertai dengan aliran darah yang tidak berhenti.
Itu bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius, termasuk persalinan dini, keguguran, atau kehamilan ektopik.
Moms juga perlu berbicara dengan dokter, jika kram setelah berhubungan intim datang dengan gejala seperti pusing atau sakit kepala yang parah.
Baca Juga: Cara Merangsang Kontraksi Supaya Persalinan Normal Tidak Berjam-jam
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR