"Bahasa umumnya itu adalah sebuah relasi antara pelaku dan korban dimana korbannya merasa mencintai pelakunya.
Belum tentu faktanya benar-benar (mencintai)," kata Desy Ratnasari, dilansir Tribun Style dari YouTube Trans TV Official pada Jumat, 21 Oktober 2022.
Desy Ratnasari mengungkapkan stockholm syndrome biasa terbentuk dari hubungan yang tak sehat.
Hanya saja korban justru merasa sebaliknya.
"Relasi yang menurut kita gak sehat, menurut dia dan mereka berdua sehat dan ini terbentuknya karena ada intensitas, ada pujian, ada perlakuan baik, menyenangkan, membahagiakan, tapi di sisi lain, abuse," terang Desy Ratnasari.
"Jadi kalau kata bahasa sunda namanya udah diangkat, dibanting, diangkat, dibanting gitu," lanjut wanita yang sempat diisukan dekat dengan pedangdut Nassar itu.
Desy Ratnasari sarankan seseorang yang alami stockholm syndrome datangi psikolog.
"Biasanya kalau kata temen saya, stockholm syndrome itu dua-duanya pelaku dan korban harus berada dalam posisi setara.
Mereka sama-sama mengalami depresi, stres, dan mental ilness yang sama," jelas Desy Ratnasari.
Saat disinggung terkait kasus Lesti dan Billar, Desy menyarankan keduanya untuk datang ke psikolog.
"Menurut saya ada baiknya mereka datang ke psikolog untuk melihat dan memperbaiki relasi mereka," tutup Desy Ratnasari.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR