Nakita.id - Keputusan Lesti Kejora mencabut laporan KDRT yang dilakukan Rizky Billar menuai pro dan kontra.
Ada yang setuju Lesti bisa memperbaiki hubungannya.
Namun, ada juga yang tidak setuju dengan keputusan Lesti Kejora.
Beberapa publik figur angkat bicara mengenai keputusan Lesti Kejora.
Salah satu artis yang turut berkomentar atas keputusan Lesti Kejora mencabut laporan adalah Desy Ratnasari.
Kini, banyak yang menduga Lesti Kejora alami stockholm syndrome.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan stockholm syndrome?
Desy Ratnasari menjelaskan mengenai stockholm syndrome.
Desy Ratnasari memahami stockholm syndrome lantaran dirinya merupakan seorang lulusan Psikologi.
Secara garis besar, stockholm syndrome sendiri merupakan sebuah kondisi dari korban yang membentuk simpati dan ikatan emosional kepada penculiknya.
Ternyata, seseorang yang alami stockholm syndrome belum tentu mencintai pasangannya.
"Bahasa umumnya itu adalah sebuah relasi antara pelaku dan korban dimana korbannya merasa mencintai pelakunya.
Belum tentu faktanya benar-benar (mencintai)," kata Desy Ratnasari, dilansir Tribun Style dari YouTube Trans TV Official pada Jumat, 21 Oktober 2022.
Desy Ratnasari mengungkapkan stockholm syndrome biasa terbentuk dari hubungan yang tak sehat.
Hanya saja korban justru merasa sebaliknya.
"Relasi yang menurut kita gak sehat, menurut dia dan mereka berdua sehat dan ini terbentuknya karena ada intensitas, ada pujian, ada perlakuan baik, menyenangkan, membahagiakan, tapi di sisi lain, abuse," terang Desy Ratnasari.
"Jadi kalau kata bahasa sunda namanya udah diangkat, dibanting, diangkat, dibanting gitu," lanjut wanita yang sempat diisukan dekat dengan pedangdut Nassar itu.
Desy Ratnasari sarankan seseorang yang alami stockholm syndrome datangi psikolog.
"Biasanya kalau kata temen saya, stockholm syndrome itu dua-duanya pelaku dan korban harus berada dalam posisi setara.
Mereka sama-sama mengalami depresi, stres, dan mental ilness yang sama," jelas Desy Ratnasari.
Saat disinggung terkait kasus Lesti dan Billar, Desy menyarankan keduanya untuk datang ke psikolog.
"Menurut saya ada baiknya mereka datang ke psikolog untuk melihat dan memperbaiki relasi mereka," tutup Desy Ratnasari.
Desy lantas ditanya andaikan mengalami KDRT seperti Lesti Kejora apakah memilih mundur atau bertahan.
Ternyata, Desy memilih untuk mundur dari pernikahan bila ada kekerasan.
Tampaknya, Desy sama sekali tidak terima apabila ada kekerasan di rumah tangganya.
Sebelumnya diberitakan kondisi Lesti Kejora kini dikabarkan baik-baik saja.
Kuasa hukum Lesti Kejora yang bernama Sandy Arifin membeberkan bahwa Lesti kini sedang didampingi psikolog.
Ini demi menjaga kesehatan mental Lesti.
Sebab, bagi korban KDRT sangat penting untuk menjaga kesehatan mentalnya.
"Informasinya (Lesti didampingi psikolog) aku belum dapat. Kalau sudah ada perkembangan aku sampaikan.
Sejauh ini (Lesti) sudah baik-baik saja, kemarin kan lihat sendiri," tutur Sandy Arifin.
Artikel ini telah tayang di Tribun Style dengan judul "Apa Itu Stockholm Syndrome? Kondisi yang Diduga Dialami Lesti Kejora, Perlu Penanganan Khusus"
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR