Nakita.id - Kasus gangguan ginjal akut yang dialami lebih dari 200 anak di Tanah Air mulai menemui titik terang.
Kabarnya, sudah ditemukan obat yang bisa mendukung kesembuhan pasien gangguan ginjal akut.
Tentu ini menjadi angin segar atas kekhawatiran masyarakat mengenai gangguan ginjal akut yang banyak menyerang balita.
Obat yang diyakini bisa mendukung kesembuhan kasus gangguan ginjal akut adalah fomepizole.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Sebanyak 10 pasien gangguan ginjal akut telah mendapat pengobatan menggunakan obat fomepizole.
Hasilnya, ada 7 pasien yang kondisinya membaik.
"Kita bisa melihat dari 10 pasien yang diberikan obat ini, 7 sudah pulih kembali, sehingga kita dapat simpulkan bahwa obat ini memberikan dampak positif," kata Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (24/10/2022).
Pasien pengidap gangguan ginjal akut alami sulit kencing karena adanya masalah pada ginjal.
Setelah diberikan pengobatan fomepizole, para pasien sudah bisa berangsur-angsur buang air kecil.
Beberapa pasien yang sempat kehilangan kesadaran juga menjadi sadar setelah diberikan pengobatan fomepizole.
Baca Juga: Penjelasan Perbedaan Gagal Ginjal Akut Dengan Gangguan Ginjal Akut
Budi mengatakan, pemerintah pun akan mempercepat kedatangan fomepizole ke Tanah Air.
"Kita percepat kedatangannya di Indonesia sehingga 245 (pasien) yang masuk dan mungkin akan masih agak bertambah sedikit itu bisa kita obati dengan baik," ujar Budi.
Ia menyebutkan, pemerintah telah 200 vial dari Singapura.
Selanjutnya, pemerintah menunggu kedatangan 16 vial obat fomepizole dari Australia yang dijadwalkan tiba pada malam ini atau Selasa pagi besok.
Selain itu, pemerintah juga sedang memproses pembelian fomepizole dari Amerika Serikat dan Jepang.
Adapun Kementerian Kesehatan mencatat kasus gangguan ginjal akut kini mencapai 245 kasus pada 22 Oktober 2022.
Jumlah ini ini meningkat dari total 241 kasus yang dilaporkan Kemenkes pada Jumat (21/10/2022).
Begitu pula dengan angka kematian yang saat ini mencapai 141 anak. Jumlahnya pun meningkat dari yang sebelumnya dilaporkan mencapai 133 anak.
Gangguan ginjal akut misterius ini banyak menyerang anak-anak umumnya balita.
Gejala yang timbul dari penyakit ini yaitu demam, hilang nafsu makan, malaise, batuk pilek, mual, muntah, ISPA, dan diare.
Kemudian, berlanjut pada sulit kencing, berupa air seni berkurang atau tidak ada air seni sama sekali.
Sejauh ini, belum ditemukan penyebab pasti.
Meski begitu, Kemenkes mengambil langkah konservatif untuk menyetop sementara penjualan obat sirup yang dinyatakan tidak aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Adapun zat kimia berbahaya itu adalah etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE.
Zat ini menjadi cemaran dari empat bahan pelarut tambahan lainnya yang masih diperbolehkan.
Diduga pasien gangguan ginjal akut sempat mengonsumsi obat sirup yang mengandung empat bahan pelarut tambahan yang mengandung cemaran zat kimia berbahaya tersebut.
Sebelumnya, diberitakan fomepizole merupakan obat untuk menangkal keracunan etilen glikol atau metanol.
Tidak tanggung-tanggung, harga untuk satu vial obat bernilai fantastis.
Pemerintah Indonesia disebut memesan 200 vial dari Singapura dan Australia dengan diperkirakan harga mencapai Rp 16 juta per vial.
Semua biaya pembelian obar tersebut ditanggung penuh oleh Kemenkes.
Obat fomepizole diberikan melalui infus.
Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "Menkes Sebut Obat Fomepizole Beri Dampak Positif pada Kasus Gangguan Ginjal Akut".
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR