Nakita.id – Kram kaki merupakan gejala kehamilan yang kerap terjadi pada ibu hamil.
Biasanya kram kaki lebih sering muncul terutama pada trimester terakhir kehamilan.
Kondisi ini terjadi ketika otot berkontraksi dan menegang secara tiba-tiba.
Akibatnya, menghasilkan rasa sakit yang hebat di daerah tersebut selama beberapa detik hingga beberapa menit.
Kram kaki biasanya terjadi pada lama hari yang dapat menganggu tidur ibu hamil.
Meskipun kram dapat dialami oleh siapa saja, tapi pada saat hamil kondisi tersebut dapat lebih rentan muncul.
Pada saat hamil, kram dapat disebabkan karena penambahan berat badan, peningkatan volume darah dan potensi pembengkakan.
Seluruh faktor tersebut lebih banyak memberi tekanan pada kaki.
Kemudian, menekan pembuluh darah atau saraf yang menghasilkan kemungkinan kram yang lebih besar.
Alasan lain penyebab kram termasuk hormon kehamilan, perubahan metabolisme, kekurangan vitamin, terlalu aktif atau tidak cukup aktif.
Selain itu, dilansir dari You are Moms, kram kaki saat hamil juga dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:
Baca Juga: Mengatasi Kram Kaki saat Hamil, Salah Satunya Coba Lakukan Peregangan Betis dengan Cara Ini
- Kompresi saraf karena berat rahim.
- Perubahan sirkulasi pada tungkai bawah, khususnya karena perlambatan aliran balik vena.
- Dehidrasi.
- Rendahnya kadar kalsium, kalium, dan tingginya kadar fosfor dalam darah.
- Tindakan hormonal.
- Perubahan sumbu tulang belakang sekunder terhadap pertumbuhan rahim. Struktur ini menekan saraf ekstremitas bawah.
Seluruh faktor tersebut mendukung munculnya kram yang menganggu.
Tapi untungnya, kram perut dapat dicegah dan dikurangi dengan beberapa langkah sederhana yang dilakukan selama kehamilan.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah kram kaki selama kehamilan:
1. Hindari menghabiskan terlalu banyak waktu dalam posisi yang sama, baik berdiri, duduk, atau bersila.
2. Sebelum tidur, lakukan beberapa latihan peregangan kaki.
Selain itu memijat tungkai bawah juga ide yang baik saat merasa lelah.
3. Latih aktivitas fisik berdampak rendah secara teratur, seperti yoga, pilates, dan berenang supaya menjaga otot tetap aktif selama kehamilan.
4. Berjalanlah setidaknya 15 menit sehari untuk meningkatkan aliran balik vena dan mengaktifkan otot-otot tungkai bawah.
5. Lakukan latihan peredaran darah, seperti menggoyangkan kaki dalam lingkaran dan kemudian menggoyangkan jari kaki ke depan dan ke belakang selama 5 menit.
6. Jaga tubuh agar terhidrasi yang baik, dengan konsumsi air putih minimal 1,5 hingga 2 liter per hari.
7. Konsumsi makanan yang seimbang dan sehat. Termasuk diet yang mencakup buah-buahan, sayuran, dan produk susu.
Sertakan pula makanan yang kaya potasium seperti seperti pisang, kacang-kacangan, buah ara, polong-polongan, ikan (trout dan halibut), dan daging sapi tanpa lemak.
8. Pilih vitamin prenatal yang mengandung kalsium, potasium, dan magnesium dalam dosis yang cukup sesuai dengan saran dokter.
9. Kenakan pakaian yang longgar selama kehamilan. Hindari celana yang ketat di sekitar kaki dan betis.
10. Pilih alas kaki yang sesuai dan nyaman, memiliki cup tumit yang kokoh, dan tidak terlalu ketat. Hindari sepatu hak tinggi untuk waktu yang lama.
11. Cari kegiatan untuk bersantai yang mengurangi kecemasan. Stres secara tidak langsung menghasilkan kontraksi otot.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR