Nakita.id – Bagaimana cara mengurangi berat badan saat menyusui? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengurangi berat badan saat menyusui sering kali menjadi pertanyaan bagi para busui.
Ketika ingin mengurangi berat badan saat menyusui, terkadang kita khawatir jika Si Kecil tidak mendapatkan asupan yang cukup apabila pola makan mengalami perubahan.
Umumnya ibu yang habis melahirkan akan mengeluh kegemukan dan segera berpikir soal diet.
Bolehkah? Bagaimana dengan mereka yang vegetarian?
Sebaiknya kita tak tergesa-gesa melakukan program diet sebelum yakin benar bahwa memang memerlukannya.
Masalahnya, Moms yang habis melahirkan hanya mengikuti perasaannya semata, "Wah, habis melahirkan pasti gemuk, deh."
Alhasil, saat bercermin pun pasti melihat dirinya kegemukan.
Padahal, belum tentu. Kalau berat badan (BB) dan tingi badan (TB) seimbang, buat apa diet?
Yang terjadi adalah berkurangnya produksi ASI.
Sebab, kurangnya asupan zat gizi dari makanan, membuat "pabrik" ASI mengambil zat-zat gizi dari cadangan tubuh Moms.
Baca Juga: 3 Perawatan Tubuh Ibu Menyusui yang Tak Boleh Terlewatkan, Rutin Mandi Jadi Salah Satunya
Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, praktis Moms akan kekurangan zat gizi, hingga berdampak pada produksi ASI-nya. Baik kualitas maupun kuantitasnya.
Untuk seterusnya, saat cadangan dalam diri Moms habis, pasti produksi ASI akan terhambat dan nantinya berkurang.
Bukan itu saja. Moms juga akan mengalami gangguan karena kurang mendapat asupan kalsium dari makanan, ditambah cadangan kalsium di tulangnya diambil untuk produksi ASI. Lama-lama, ia bisa mengalami keropos tulang.
Rumus Mengukur Perlu atau Tidaknya Diet
Jadi, sebelum melakukan diet, harus hitung-hitungan dulu.
Rumusnya adalah BB dibagi TB kuadrat (TB dalam satuan ukuran meter).
Bila hasilnya berjumlah 22-24 berarti normal, 25-29 berarti over, dan di atas 29 berarti obesitas.
Contohnya, jika BB 60 kg dan TB 160 cm, hasilnya adalah 23 dan itu berarti normal.
Contoh lain, BB 70 kg, TB 160 cm, maka hasilnya 27 lebih sedikit. Berarti masuk kategori over.
Nah, yang masuk kategori di atas normal inilah yang perlu melakukan diet. Meski bisa saja diet disesuaikan kebutuhan/keinginan Moms.
Artinya, meski BB cukup/normal, tapi karena tuntutan pekerjaan (entah humas atau artis), maka ingin tubuhnya benar-benar terlihat langsing agar sedap dipandang.
Baca Juga: Makanan Saat ASI Tidak Keluar, Sangat Disarankan Dikonsumsi Oleh Para Ibu Menyusui
Nah, diet bisa dilakukan, dengan catatan dilakukan secara benar. Namun Moms yang vegetarian, sebaiknya jangan melakukan diet saat sedang menyusui.
Sebab, sumber-sumber makanan dari nabati, kandungan kalorinya relatif rendah dan jarang dapat menggemukkan badan.
Malah Moms yang vegetarian harus menambah asupan makanan lebih banyak dibanding yang bukan vegetarian, plus tambahan suplemen.
Penggunaan obat dan jejamuan untuk diet juga tak dianjurkan karena pada umumnya obat diet mengurangi nafsu makan.
Akibatnya, asupan zat gizi Moms bagi dirinya sendiri dan ASI, akan kurang. Padahal, sekalipun melakukan diet, gizi Moms yang menyusui harus tetap terpenuhi dengan cara dipertahankan kualitas makanannya.
Demikian juga dengan obat atau jamu yang sifatnya laksensia atau buang-buang air yang bisa membuat kadar cairan di tubuh berkurang.
Padahal, cairan pun penting untuk produksi ASI, baik kualitas maupun kuantitas.
Sumber Makanan
Yang lebih penting, aturlah asupan yang masuk supaya tidak ada kelebihan kalori yang akhirnya disimpan menjadi lemak.
Adapun sumber makanannya bisa diambil dari makanan hewani ataupun nabati, asalkan tak mengandung lemak tinggi atau dapat menggemukkan badan.
Untuk protein dan besi, misalnya, bisa diambil dari hewani.
Baca Juga: Mitos ASI Lancar Saat Menyusui Si Kecil yang Perlu Moms Tahu
Tapi tentu dipilih yang low fat (rendah lemak), seperti daging mulus, ikan yang berdaging tebal, ayam bagian dada yang proteinnya paling tinggi tapi hindari bagian kulit dan sayap yang berlemak tinggi.
Karena ibu menyusui juga perlu mengkonsumsi susu, dianjurkan memilih produk susu ibu menyusui yang mengandung kalsium dan protein, tapi low fat.
Bisa juga mengonsumsi produk susu lainnya, seperti yoghurt.
Sementara buah-buahan, carilah yang berwarna merah kekuningan dan merah sedang karena banyak mengandung vitamin C dan A.
Untuk sayur-sayuran, cari yang berwarna gelap, seperti hijau gelap, karena mengandung zat besi, vitamin A dan C yang cukup banyak.
Untuk vitamin B bisa didapat antara lain dari nasi, roti bekatul, dan havermut.
Untuk menjaga bobot tubuh, berikut contoh pembagian bahan makanan yang dikonsumsi: daging, ikan, dan ayam bisa 3 kali sehari satu potong, ditambah lauk-pauk lain seperti sayuran atau kacang-kacangan secukupnya.
Bisa juga ditambah snack dan buah-buahan antara makan pagi dan siang serta makan siang dan malam.
Untuk makanan ringan pilih yang padat seperti pastel karena ada daging dan sayuran seperti wortel, kentang, serta susu, hingga mengandung energi, protein, kalsium, dan zat-zat lain yang dibutuhkan. Hindari yang mengandung lemak tinggi, seperti cokelat, karena hanya mengandung energi, sedangkan zat gizi lain yang dibutuhkan sedikit sekali. Untuk susu atau produk olahannya, seperti keju atau yoghurt, bisa dikonsumsi 2-3 kali sehari. Makanan atau bahan makanan itu semua sangat kaya akan zat gizi, seperti protein, kalsium, dan zat besi.
Jika dikonsumsi secara benar tak akan menambah berat badan. Sedangkan sayur-sayuran berfungsi sebagai sebagai sumber vitamin dan mineral.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Makanan Ibu Menyusui Sandwich Daging Keju, Enak Bikin ASI Melimpah
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR