Nakita.id - Perayaan Halloween berujung tragis di kota Itaewon di Korea Selatan.
Pada Sabtu (29/10/2022), perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan dikabarkan menelan banyak korban jiwa.
Melansir Yonhap News, tragedi Halloween di Itaewon itu membuat pemerintah metropolitan Seoul kini menerima 355 laporan orang hilang.
Bahkan, kini jumlah korban bertambah menjadi 151 orang tewas dan 82 orang lainnya luka-luka akibat kekacauan yang disebabkan kerumunan besar yang berkumpul di jalan sempit untuk merayakan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.
Hal itulah yang dikatakan otoritas kebakaran pada sejumlah media Korea Selatan.
Laporan orang hilang akibat perayaan Halloween di Itaewon itu, kini telah diserahkan pada pihak polisi untuk ditindak lanjuti.
Sekitar 60 staf anggota telah ditugaskan ke sekitar 50 rumah sakit untuk memberikan bantuan pada keluarga korban.
Hingga kini dilaporkan, sebagian besar dari korban tewas pesta Halloween di Itaewon berasal dari kalangan remaja hingga berusia 20 tahunan.
Korban di akhir usia belasan dan 20 tahunan merupakan kelompok usia yang paling terpengaruh akan insiden ini.
Hingga kini belum dapat dipastikan, apakah para korban termasuk anak di bawah umur.
Pesta Halloween ini baru kembali diadakan usai Korea Selatan dilandai pandemi Covid-19 selama 3 tahun terakhir.
Baca Juga: Perayaan Halloween Berubah Duka, Korban Tewas Tragedi di Itaewon Terus Bertambah Menjadi 149 Orang
Diadakannya kembali pesta Halloween, disambut antusias oleh para warga Seoul.
Tak ingin melewatkan momen, masyarakat Seoul memutuskan untuk berjalan di jalanan dengan menggunakan berbagai kostum untuk merayakan Halloween.
Kejadian mengenaskan ini membuat Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengumumkan masa berkabung nasional dan memerintahkan penuruan bendera atas tragedi Halloween di Itaewon.
Sehari setelah kejadian tersebut, Minggu (30/10/2022), Yoon Suk Yeol menanggapi langsung hal ini dari kantor kepresidenan.
"Ini benar-benar mengerikan," ujar Yoon Suk Yeol seperti yang dikutip dari Yonhap.
"Tragedi dan bencana hari Sabtu seharusnya tidak pernah terjadi," sambungnya lagi.
Yoon Suk Yeol mengatakan, sebagai presiden ia harusnya bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan rakyat.
Diakuinya, tragedi ini membuat ia mengalami kesedihan yang mendalam.
Tragedi ini membuat Yoon Suk Yeol memutuskan untuk memberi prioritas utama dalam urusan administrasi dan pemulihan serta tindakan lanjutan bagi para korban.
Dalam kesempatan itu, Yoon Suk Yeol juga mengungkapkan belasungkawa terhadap para korban yang tewas dan mengalami luka-luka.
Ia juga mengatakan, pemerintah akan mendukung persiapan pemakaman dan mobilisasi layanan medis darurat untuk merawat pasien, termasuk menugaskan pegawai negeri secara individu kepada para korban.
Baca Juga: Ide Nama Bayi Bertema Halloween, Unik dan Bermakna Baik untuk Si Kecil
Mengutip Reuters melalui Kompas, Itaewon mengirim lebih dari 200 petugas untuk perayaan hari Halloween di Itaewon, mulai 28-31 Oktober 2022.
Petugas dikirimkan dengan tujuan untuk mencegah kejahatan, seperti pembuatan film ilegal dan pelecahan.
Namun, tujuan utamanya adalah untuk mencegah kejahatan yang berhubungan dengan narkotika.
Tapi, tiba-tiba saja, pada Sabtu malam, pengunjung Itaewon yang berada di sebuah gang sempit di sebelah landmark Hotel Hamilton mulai berjatuhan.
Situasi itu pun semakin tak terkendali lantaran ukuran jalan yang tak terlalu lebar, hingga tak bisa menampung pengunjung di Itaewon.
Para pengunjung akhirnya terperangkap di antara kerumunan yang keluar dari hotel dan kerumunan dari pintu 1 dan 2 stasiun kereta bawah tanah Itaewon.
Dilaporkan, kejadian itu bahkan sampai membuat beberapa orang merasa lemas hingga serangan jantung.
Insiden itu membuat Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan menerima setidaknya 81 panggilan yang melaporkan ada banyak orang yang kesulitan bernapas.
Kejadian itu diketahui terjadi sekitar pukul 22.15 - 22.22.
Kini, beragam rekaman tragedi di Itaewon telah menyebar di media sosial.
Dalam rekaman yang beredar luas tersebut, terlihat sebagian orang tidak dapat bergerak, sementara petugas darurat dan polisi mencoba menarik mereka untuk keluar dari kerumunan.
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR