Nakita.id – Banyak orangtua yang belum tahu, berikut ini bahayanya jika anak berjalan jinjit.
Moms pasti pernah melihat anak berjalan jinjit.
Jika sesekali anak berjalan jinjit, itu tidak masalah, Moms.
Tapi, apabila Si Kecil sering melakukannya, Moms sebaiknya waspada.
Ya, jangan anggap enteng saat anak berjalan jinjit.
Sebab, jangan-jangan, ada kerusakan pada susunan saraf pusatnya.
Perlu Moms ketahui kalau biasanya gejala awal anak berjalan jinjit adalah ketika ia adalah mengalami keterlambatan berjalan.
Ini seharusnya sudah membuat orangtua curiga.
Kadang, ada anak yang baru bisa jalan pada umur 16 bulan. Ini tak masalah.
Tapi, yang perlu diwaspadai, jika sudah seumur itu, tapi anak belum bisa berjalan normal, misalnya jinjit alias telapak kaki tidak menapak bumi.
Jika penyebabnya gangguan saraf, umumnya anak memiliki tangan kaku dan melipat ke dalam. Tubuhnya juga agak membungkuk.
Baca Juga: Kebiasaan Berjalan Jinjit Ciri-ciri Anak Autis Sejak Bayi? Ternyata Ini Faktanya
Kendati demikian, emosinya tak terlalu terganggu dan kadang logikanya pun cukup bagus.
Lain halnya, jika kerusakan sarafnya meluas. Terutama, jika ia mengalami gangguan saraf otak.
Kecerdasan anak pun bisa berkurang dibandingkan anak normal.
Penting bagi orangtua untuk memerhatikan dan mencatat perkembangan anak. Kapan anak mulai bisa mengangkat kepala, berguling, merangkak, berdiri, dan belajar berjalan.
Dengan demikian, kalau ada keterlambatan, bisa cepat terdeteksi.
Anak yang berjalan jinjit gara-gara kerusakan saraf pusat, harus ditangani secara intensif sejak usia batita, Moms.
Kenapa batita? Sebab, pada usia inilah, umumnya anak mulai belajar berjalan.
Bila terlambat, misalnya baru ditangani kala ia sudah masuk usia prasekolah, akibatnya bisa fatal.
Salah satu dampak yang paling fatal adalah anak bisa cacat seumur hidupnya.
Masalah kerusakan susunan saraf pusat amat beragam penyebabnya. Dapat saja terjadi saat anak di kandungan, waktu proses persalinan, atau sesudah kelahiran.
Untuk menghindari kerusakan ini, ibu hamil harus paham cara mencegahnya, yaitu rajin kontrol dan upayakan bayi lahir sesuai usia kehamilan.
Baca Juga: Mudah Dilakukan! Agar Si Kecil Tak Lagi Jalan Jinjit, Atasi dengan 6 Cara Jitu Ini
Bayi prematur, besar kemungkinannya mengalami kerusakan pada susunan saraf pusatnya.
Begitu juga jika ibu hamil jatuh, mengalami perdarahan, saat persalinan ada hambatan seperti lahirnya susah atau dililit tali pusat.
Selain itu, penyakit kuning yang berat yang diderita anak saat bayi, juga bisa menyebabkan gangguan pada sel-sel otaknya.
Lain halnya, jika jalan jinjit terjadi pada anak hiperaktif.
Tak ada kelainan di otot, sendi, dan sarafnya, jadi, hanya faktor kebiasaan saja.
Si hiperaktif biasanya melakukan aktivas secara terburu-buru sehingga jalannya pun menjadi jinjit terus.
Tapi, kalau disuruh berdiri, tidak akan jinjit. Hanya jalannya yang jinjit.
Dengan kata lain, anak tinggal dilatih untuk berjalan secara benar.
Hal sama harus dilakukan pada anak yang sejak kecil punya kebiasaan berjalan jinjit.
Yang penting, Moms dan Dads sebagai orangtua harus sabar melatih.
Nah, itu dia Moms bahayanya jika anak berjalan jinjit terus menerus. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Anak Sering Berjalan Jinjit? Begini Cara Mengatasinya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR