Nakita.id - Apa yang harus dilakukan kalau anak suka menyela pembicaraan?
Hal ini mungkin sering menjadi pertanyaan hampir semua orangtua.
Alih-alih memarahi atau membentaknya, Moms dan Dads bisa mencoba melakukan 5 hal berikut ini pada anak agar tidak menjadi kebiasaan sampai dewasa nanti.
Wajar, kok, bila si kecil suka memotong pembicaraan orang. Namun bila jadi kebiasaan, jangan-jangan justru kitalah yang memberi contoh.
Setelah usia 3 tahun, ada kematangan-kematangan perkembangan pada diri anak. Baik perkembangan sosialisasi maupun kematangan untuk mencari identitas dirinya.
Ia juga mulai belajar melihat reaksi dan respon orang lain. Itulah mengapa akhirnya timbul masalah suka interupsi, selain rasa ingin tahunya yang mulai meningkat dan menginginkan jawaban seketika.
Meski wajar, tetap tak boleh dibiarkan agar tak jadi suatu kebiasaan yang melekat dalam dirinya untuk selamanya.
Apa yang Harus Dilakukan
1. Jadi Contoh yang Bagus
Kita pun tak boleh memotong pembicaraan orang. Bahkan, saat si kecil lagi bicara, tunggu sampai ia selesai, baru kemudian giliran kita bicara.
Dengan begitu, ia akan meniru hal yang sama. Jangan kita malah mengajarkan hal sebaliknya, misalnya, memotong pembicaraan si kecil hanya karena ia seorang bocah.
Baca Juga: Moms dan Dads Bisa Berperan Sama Mengajarkan Sopan Santun pada Anak Lewat Cara Ini
Jangan salah, si kecil pun seperti kita, ingin dihargai.
2. Beri Kesempatan Bicara
Bila orangtua kerap membuat keputusan untuk anak, lama-lama membuat si kecil merasa tak pernah diberi kesempatan dan tak punya hak bicara.
Akibatnya, kala ia punya kesempatan ngomong saat kita ajak bicara, ia lantas ngomong dengan cara memotong omongan kita karena ia merasa saat itulah yang tepat untuk bicara.
3. Lihat Urgensinya
Bila anak kerap interupsi saat orangtua tengah berbicara dengan orang lain atau menelepon.
Kita harus lihat urgensi dari pertanyaan/omongan anak, apakah perlu dijawab seketika atau masih bisa ditunda.
Jika masih bisa ditunda, semisal minta diambilkan mainan, beri pengertian atau alihkan perhatiannya. Misal, "Kakak tunggu sebentar, ya. Nanti selesai Bunda ngomong akan Bunda ambilkan."
Tepati janji. Usai telepon/mengobrol dengan tamu, segera lakukan pembicaraan dengan anak, "Tadi Kakak minta diambilkan mainan yang mana?"
Dengan begitu, si kecil merasa tetap dapat kesempatan bicara, dan ia pun tak merasa kebutuhannya diabaikan.
Interupsi yang dilakukan kala orangtua tengah ngobrol dengan tamu, disebabkan anak merasa diabaikan oleh si tamu hingga ia pun berusaha cari perhatian.
Baca Juga: Membentuk Pribadi yang Sopan, Tata Krama Dasar Ini Wajib Orangtua Ajarkan pada Anak
Biasanya karena si tamu tak menyapa si kecil saat baru datang, hingga si kecil jengkel. Terlebih bila ibu/ayahnya juga tak mengenalkannya pada si tamu.
Sebaiknya orangtua memperkenalkan sejenak dan membiarkan anak mengobrol sebentar dengan si tamu.
4. Ajarkan Sopan-Santun Bicara
Ajarkan bahwa memotong pembicaraan orang tak boleh dilakukan karena tak sopan.
Tentunya, kita pun harus mengajarkan caranya agar tetap bisa bertanya atau memperoleh jawaban yang diinginkan tanpa harus memotong pembicaraan orang.
Jadi, setiap kali anak menginterupsi omongan kita, katakan, "Kakak tunggu dulu, Bunda mau ngomong dulu."
Setelah kita selesai bicara, tawarkan padanya, "Nah, sekarang giliran Kakak. Mau ngomong apa?" Dengan demikian, kita mengajari si kecil kapan ia harus bicara dan kapan harus mendengarkan.
5. Konsisten
Bila orangtua tak konsisten, anak jadi bingung. Misalnya, kala sedang bicara dengan tamu tak boleh diinterupsi, tapi giliran bicara sama pembantu rumah tangga boleh diinterupsi.
Akibatnya, ia akan mencoba interupsi lagi. Tapi bila kita memberlakukan aturan yang konsisten, si kecil jadi mudah mencerna dan akhirnya meniru.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR