Nakita.id - Bayi memiliki sikap dan kebiasaan sendiri-sendiri.
Ada yang sering menangis dan bersuara, tetapi ada juga yang pendiam.
Akan tetapi, bayi yang terlalu diam dan tenang tidak boleh diabaikan lho Moms.
Pada dasarnya, bayi berusia 4 bulan sudah mulai bereaksi terhadap suara.
Akan tetapi bagaimana jika ia cuek terhadap suara?
Kuncinya hanya satu, stimulasi!
Yang jelas, jangan buru-buru menganggapnya tak normal. Biasanya, di usia 3-5 bulan, bayi sudah bisa tersenyum jika diajak main atau berdekatan dengan ibu atau pengasuhnya.
Tapi tak semua anak memiliki tahapan perkembangan sebaik ini.
Hal ini tergantung dari banyaknya stimulasi yang diberikan.
Bayi yang selalu diajak bicara, mendengarkan musik, atau stimulasi lainnya, kemampuan pendengaran dan komunikasinya jadi tambah baik. Begitu pula sebaliknya.
Sayangnya, banyak orang tua beranggapan, "Buat apa ngajak omong bayi? Dia, kan, belum mengerti apa-apa."
Baca Juga: Tips Menggunakan Car Seat Bayi, Penting Agar Bayi Nyaman dan Aman
Padahal, sejak di kandungan, bayi sudah punya kemampuan mendengar suara.
Namun, kemampuan mengenali suara serta tingkat kemampuan mendengarnya masih belum sebaik anak yang agak lebih besar.
Kalau ia rajin diajak bicara, ia akan semakin mengenal suara itu.
Kalau bayi lebih sering diajak bicara oleh pengasuhnya daripada ibunya, maka suara si pengasuhlah yang akan direspon oleh bayi.
Asal tahu saja, anak yang pada saat lebih besar didiagnosa menderita autisme, biasanya memiliki riwayat gangguan komunikasi saat masih bayi.
Bukan berarti bayi yang punya masalah komunikasi pasti autis.
Karena itulah, sesibuk apa pun orang tua, tetap harus meluangkan waktu untuk bayinya.
Sambil memberi susu, misalnya, ajak si kecil bercanda atau mengobrol.
Cara lain adalah memanfaatkan musik klasik yang dipercaya bisa berdampak positif pada perkembangan pendengaran anak, sekaligus bikin anak relaks.
Ini yang disebut efek Mozart. Tidak sulit, kan?
Terlalu tenang malah bahaya
Baca Juga: Bayi Menangis Terus Jangan Panik Moms! Coba Lakukan Cara Menenangkannya yang Tepat Berikut Ini
Memang, umumnya orang tua beranggapan, anak yang tenang adalah anak baik.
Padahal, justru harus diwaspadai karena bisa saja merupakan sebuah tanda kurang baik dari perkembangan komunikasi anak.
Makanya, jika ia menunjukkan tanda-tanda "cuek".
Apalagi kalau sampai usia 9 bulan komunikasi dengan lingkungannya masih belum baik, harus dicurigai.
Orang tua juga bisa melakukan tes pendengaran anak. Caranya, perdengarkan bunyi-bunyian di dekat anak.
Normalnya, kalau memang fungsi pendengarannya baik, ia akan menoleh mencari sumber suara tersebut.
Tes ini bisa dilakukan sejak bayi berusia 3 bulan.
Kalau ia tak memberi reaksi, jangan-jangan ada gangguan di organ pendengarannya atau malah pada susunan saraf pusatnya.
Bayi dengan kelainan pendengaran, biasanya akan diperiksa lewat tes BERA (Brain-stem Evoke Respond Audiometry), yaitu tes untuk melihat rangsangan otak yang berhubungan dengan saraf pendengaran.
Jika hasil tes oke-oke saja tapi tetap tak memberi respon apa-apa, dokter akan mencari kemungkinan lain.
Misalnya, ada-tidak gangguan komunikasi dan relasi, multiple system development disorder, atau malah kelainan neurologis yang tak kalah beratnya seperti retardasi mental. (Sumber: Tabloid Nakita)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR