Nakita.id – Pola asuh orangtua memberikan dampak yang begitu besar bagi perilaku anak di masa yang akan datang.
Hubungan anak dengan orangtua juga dapat dipengaruhi oleh pola asuh orangtua.
Perbedaan paling mencolok pada pola asuh orangtua adalah memberikan anak kebebasan atau memberi batasan dan aturan yang mengikat.
Alih-alih tidak ingin anak berada dalam pengasuhan yang ketat, tidak jarang lebih menyukai menerapkan pola asuh orangtua permisif.
Istilah pola asuh permisif mungkin tidak banyak dikenal namun sebenarnya hal ini sering dilakukan oleh banyak orangtua.
Lantas apa itu pola asuh permisif?
Pola asuh permisif juga dikenal sebagai gaya pengasuhan memanjakan.
Orangtua yang permisif cenderung sangat penyayang, namun memiliki tunturan rendah terhadap anak.
Mereka sangat responsif terhadap kebutuhan emosional anak mereka.
Tetapi mereka tidak menetapkan batasan atau sangat tidak konsisten dalam menegakkan batasan.
Meskipun mereka biasanya hangat dan penuh kasih, mereka hanya berusaha sedikit atau tidak sama sekali untuk mengontrol atau mendisiplinkan anak-anak mereka.
Baca Juga: Pola Asuh Otoriter yang Buat Anak Disiplin Tapi Ada juga Dampaknya, Simak di Sini!
Dalam pola asuh permisif hubungan orangtua dengan anak lebih damai tanpa konflik dan berfokus menjadi teman bagi mereka.
Orang tua lebih memahami anak-anak mereka dan komunikasi menjadi mudah seiring bertambahnya usia.
Mereka juga memberikan kebebasan dan tidak membatasi anak-anak mereka, sehingga anak bisa mengeksplorasi kreativitas terpendam mereka.
Dilansir dari Parenting For Brain, berikut ini adalah ciri-ciri dan contoh pola asuh permisif:
- Orang tua yang permisif responsif terhadap kebutuhan anak-anak mereka.
- Pengasuhan yang memanjakan dan jarang mengatakan tidak pada tuntutan anak-anak mereka. Ketika ada aturan, mereka tidak secara konsisten ditegakkan.
Mereka juga dapat menggunakan mainan atau makanan sebagai suap untuk membuat anak-anak mereka berperilaku.
- Orang tua yang permisif bersikap lunak dan terlalu longgar. Mereka tidak menyukai kontrol dan otoritas atas anak-anak mereka.
- Memperlakukan anak-anak mereka lebih seperti teman sebaya atau teman daripada anak-anak Orang tua yang permisif ingin anak-anak mereka melihat mereka sebagai teman daripada figur otoritas.
- Orang tua yang permisif menempatkan tanggung jawab yang sangat kecil, seperti pekerjaan rumah pada anak-anak mereka.
- Membiarkan anak-anak membuat keputusan besar yang umumnya disediakan untuk orang dewasa tanpa bimbingan.
Baca Juga: Pola Asuh Anak yang Salah dan Menyebabkan Trauma, Jangan Lakukan!
Dalam Very Well Mind, peneliti mengatakan bahwa pola asuh yang terlalu santai yang ditunjukkan oleh orang tua yang permisif dapat menyebabkan sejumlah hasil negatif.
Berikut ini adalah dampak pada anak yang dibesarkan oleh orangtua yang permisif :
Karena orang tua mereka tidak menetapkan atau menegakkan segala jenis aturan anak-anak ini kesulitan untuk mempelajari keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang baik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang permisif lebih cenderung terlibat dalam perilaku buruk.
Karena kurangnya struktur dan aturan di rumah, anak-anak ini tidak pernah belajar batasan.
Misalnya anak-anak ini tidak pernah belajar untuk membatasi waktu layar atau kebiasaan makan mereka, yang dapat menyebabkan kebiasaan tidak sehat dan obesitas.
Mereka juga cenderung tumbuh tanpa rasa disiplin diri yang kuat.
Karena orang tua ini memiliki sedikit persyaratan untuk perilaku dewasa, anak-anak mungkin kurang memiliki keterampilan dalam lingkungan sosial.
Meskipun mereka mungkin pandai dalam komunikasi interpersonal, mereka tidak memiliki keterampilan penting lainnya seperti berbagi.
Orang tua yang permisif tidak mengontrol atau mengatur perilaku anak-anaknya sehingga anak-anak mereka kurang menyadari batas-batas perilaku yang dapat diterima.
Mereka juga menunjukkan kontrol impuls yang lebih buruk dan memiliki lebih banyak masalah perilaku. Ketika menghadapi situasi stres, mereka lebih cenderung menggunakan agresi.
Baca Juga: Cari Tahu Tentang Pola Asuh Demokratis dan Pentingnya Memahami Emosi Anak
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR